Quantcast
Channel: InfoFotografi
Viewing all 1544 articles
Browse latest View live

Upgrade kamera / beli lensa baru?

$
0
0

Beli kamera atau lensa baru merupakan dilema yang sering dihadapi, kadang-kadang saya juga menerima pertanyaan dari pembaca/teman-teman saya soal hal ini. Dalam tulisan ini, saya akan bahas masing-masing keuntungannya.

Nikon D7100 kamera yang termasuk canggih, tapi beli kamera ini atau lensa baru aja ya?

Nikon D7100 kamera yang termasuk canggih, tapi beli kamera / lensa baru ya?

Beberapa keuntungan yang mungkin bisa didapat jika meng-upgrade kamera yang lebih baru/tinggi kelasnya:

  • Badan kamera lebih kokoh, lebih tahan air dan debu
  • Jumlah kenop, tombol lebih banyak, mempercepat akses untuk mengganti setting
  • Ukuran lebih besar, lebih mantap saat memasang lensa panjang
  • Kecepatan foto berturut-turut lebih cepat
  • Modul autofokus lebih cepat dan akurat
  • Kualitas layar LCD mungkin lebih baik, misalnya adanya layar sentuh, layar lipat, resolusi tinggi dll
  • Kualitas jendela bidik optik/elektronik mungkin lebih baik
  • Kualitas foto video kemungkinan meningkat (sedikit banyak)
  • Tambahan fitur-fitur baru, seperti HDR, WiFi.

Keuntungan beli lensa baru yaitu akan memberikan sudut pandang dan hasil foto yang berbeda. Beberapa contoh:

  • Lensa Fisheye: Memberikan perspektif unik 180-360 derajat.
  • Lensa Lebar: Memberikan kesan tiga dimensi, menonjolkan subjek yang dekat.
  • Lensa Telefoto: Membuat subjek yang jauh menjadi dekat/besar. Cocok untuk satwa liar, portrait close-up.
  • Lensa fix, berbukaan besar memudahkan untuk memotret di kondisi cahaya gelap dan membuat latar belakang blur.
  • Lensa makro/mikro: Mampu fokus sangat dekat dengan subjek sehingga mampu menangkap detail benda kecil seperti serangga.

Beberapa lensa yang berkualitas tinggi tahan air dan debu, kecepatan autofokusnya lebih cepat daripada lensa standar pada umumnya.

Merajut sarang kasih. Untuk foto burung, idealnya mengunakan lensa telefoto sekitar 400-600mm. ISO 320, f/5.6, 1/1000 detik

Merajut sarang kasih. Untuk foto burung, idealnya mengunakan lensa telefoto sekitar 400-600mm. ISO 320, f/5.6, 1/1000 detik

Nah, kira-kira mana yang lebih penting? beli kamera baru atau lensa baru? Keputusan akhirnya tentu tergantung kebutuhan masing-masing. Tapi kalau saya boleh saran, jika lensa kamera cuma satu yaitu lensa zoom kit yang dipaketkan kamera, mungkin lebih baik membeli lensa berkualitas terlebih dahulu. Karena lensa akan membuka peluang untuk membuat foto yang berbeda, sedangkan jika memang membutuhkan kamera berkinerja tinggi dan berbadan kokoh untuk pemotretan foto-aksi, membeli kamera yang lebih canggih akan lebih membantu.


Yuk, ikuti kupas tuntas kamera DSLR Canon dan Nikon. Belajar mengoperasikan kamera dan mengenal fungsi tombol dan menu kamera secara langsung.


Workshop kupas tuntas lensa + Uji lensa dengan portrait model + still life

$
0
0

Pertanyaan soal lensa adalah yang paling sering ditanyakan dan dikomentari baik di Infofotografi maupun saat kursus/workshop. Dan supaya pemahaman kita tentang berbagai lensa lebih mantap lagi, Infofotografi bekerjasama dengan produsen lensa berkualitas, SIGMA, akan mengadakan Workshop kupas tuntas lensa.

sigma-17-70mmTeman kami dari SIGMA akan menyediakan berbagai jenis lensa demo untuk langsung dicoba peserta dalam sesi pemotretan.

Workshop ini cocok untuk penghobi fotografi yang ingin memahami, memilih dan mengunakan lensanya secara optimal. Pemahaman tidak hanya melalui teori saja, tapi juga langsung dipraktikkan untuk melihat hasil dari penggunaan berbagai jenis lensa kamera DSLR.

Materi (kurang lebih 2 jam pemahaman lensa, 90 menit praktik )

  1. Pengenalan jenis-jenis lensa, baik untuk kamera DSLR full frame, APS-C.
  2. Feature lensa: Aperture/bukaan, Autofokus, stabilizer, zoom, makro, dan fisheye
  3. Panjang fokal lensa (lebar, medium/standar, telefoto)
  4. Teknik fokus hyperfocal dengan manual fokus
  5. Cara membaca Tabel MTF (menentukan kualitas dan sifat lensa)
  6. Aksesoris lensa: lens hood, wide/tele/makro converter, filter
  7. Lensa favorit untuk berbagai jenis fotografi: travel, wedding, portrait, still life, product, landscape, dll
  8. Mengoptimalkan lensa, penyimpanan, servis, dan tip-tip lainnya
  9. Praktik, peserta akan mencoba berbagai lensa untuk memotret objek foto yang telah disediakan (still life object & live portrait model) di studio indoor.
  10. Tanya jawab / konsultasi lensa
Praktik uji lensa dengan berbagai objek, termausk portrait model.

Praktik uji lensa dengan berbagai objek, termasuk portrait model. – Talent: Selly

Jadwal acara : Hari Minggu, 13 Oktober 2013, 10.00-13.30 WIB

Maksimum 12 orang (sudah 2, tinggal 10)

Biaya per orang: Rp. 300.000,- saja

Tempat: Jl. Moch. Mansyur (Imam Mahbud) No. 8B-2, dekat perempatan Roxi, Jakarta Pusat 10140 (Lihat Peta)

Acara akan dibawakan dan dipandu saat praktik oleh saya sendiri, Enche Tjin

Biaya sudah termasuk makan siang dan kesempatan menguji berbagai jenis lensa dengan subjek portrait model dan still life.

Pendaftaran melalui tranfer ke Enche Tjin via BCA 4081218557 atau Mandiri 1680000667780. Setelahnya, harap konfirmasi dengan nama peserta ke 0858 1318 309 atau e-mail infofotografi@gmail.com.

Bahas pembuatan foto aliran sungai Simalem

$
0
0

Foto dibawah ini dibuat saat tour fotografi Sumatera Utara, di dalam kawasan Taman Simalem resort, tempat kami menginap. Kami sampai di kawasan ini sekitar pukul 5 sore dan saya tetapkan untuk tetap di kawasan sampai sekitar pukul 7 malam. Antara jam tersebut, ada pergantian pencahayaan yang menarik, yaitu perubahan dari sore menjadi malam.

Simalem Resort

Waktu ini sangat menantang, tidak semua orang bisa bersabar untuk menantikan matahari terbenam sampai malam tiba. Jam biologi tubuh kita memang sulit dilawan. Pada jam 6-7, biasanya adalah waktunya makan malam. Tapi sialnya, jam itu juga adalah jam dimana pencahayaan untuk memotret yang paling menarik.

Saya dan dua-tiga teman yang tersisa menunggu sampai hampir jam 7 malam. Cahaya matahari meredup dan lampu taman yang berwarna kuning menyala satu persatu. Lampu penerangan jalan taman tersebut memantul keemasan di permukaan air menimbulkan kontras warna yang menarik.

Data teknis: ISO 100 untuk kualitas foto yang terbaik, f/16 untuk menghasilkan foto yang tajam dari ujung ke ujung (ruang tajam yang lebar), shutter speed 8 detik untuk mengumpulkan cahaya dan memuluskan air. White Balance (WB): matahari / 5000K

Sebagai bonusnya, saya mendapatkan efek bintang pada lampu taman karena bukaan yang relatif kecil (f/16). Supaya foto tajam, saya mengunakan tripod dan lensa 70mm f/2.8.

Belajar teknik dasar fotografi dan lighting 2 hari yuk.

Tas kamera ransel – Kata Gearpack 100 review

$
0
0

Sudah cukup lama saya mencari tas ransel yang ringan, bermutu dan punya ruang yang cukup besar untuk kamera DSLR, beberapa lensa dan aksesoris. Di dalam tour fotografi sumatera utara 7-11 September yang lalu, saya berkesempatan untuk mencoba tas kamera berbentuk ransel, Kata Gearpack 100.

Jual Kata Bag GP100Tas ini menarik bagi saya karena memiliki karakteristik yg saya inginkan. Beratnya hanya 710 gram sedangkan tas ransel kamera yang berkapasitas serupa, biasanya beratnya lebih dari dua kali lipatnya yaitu sekitar 1.5-2 kg. Ukurannya juga tidak terlalu besar, tingginya hanya 42 cm sehingga cocok untuk pria maupun wanita. Desainnya sederhana, tidak terlihat seperti tas yang berisi kamera dan lensa.

Di dalam kompartemen utama tas ini terdapat aerofoam (pelindung busa) berwarna kuning yang bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan. Warna kuning di bagian dalam tas merupakan ciri khas tas merek KATA. Kelebihannya adalah memudahkan pengguna untuk melihat peralatan fotografi yang umumnya berwarna hitam. Warna hitam jika dipadukan dengan kuning adalah kombinasi warna yang sangat kontras. Ada juga kekurangan pemilihan warna kuning. Warna ini cepat terlihat kotor.

Yang saya sukai dari kamera ini adalah paddingnya yang fleksibel, sehingga tas akan menyesuaikan bentuk dari lensa. Tapi beberapa busanya agak tipis dan kecil. Jika isi tas tidak penuh dan penyusunan lensa tidak rapi, maka isi kamera bisa berantakan.

Yang saya sayangkan juga adalah tidak disediakannya raincover, padahal ini adalah aksesoris penting untuk hunting outdoor. Raincover tidak hanya melindungi dari air hujan tapi juga debu dan pencuri. Juga tidak tersedia kompartemen untuk tablet atau netbook. Tapi kita bisa memasukkan tablet/netbook ke kompartemen depan. Syaratnya harus dimasukkan ke sarung tablet/laptop sendiri.

Kompartemen utama tas kamera ransel ini bisa muat banyak, termasuk 1 kamera DSR, lensa telefoto 70-200mm f/2.8+teleconverter terpasang, 3 lensa berukuran sedang, dan sebuah flash profesional.

Kompartemen utama tas kamera ransel ini bisa muat banyak, termasuk 1 kamera DSR, lensa telefoto 70-200mm f/2.8+teleconverter terpasang, 3 lensa berukuran sedang, dan sebuah flash profesional.

Kelebihan kekurangan tas KATA Gearpack 100

+ Desain sederhana, tidak menarik perhatian
+ Ukurannya relatif ringkas dan ringan (hanya 710g)
+ Bagian dalam fleksibel dan bisa dimodifikasi sesuai keinginan
+ Memuat banyak, Kamera DSLR dan sekitar 4-5 lensa
+ Ritsleting melindungi dari debu
+ Banyak kantong untuk menyimpan aksesoris berukuran kecil
+ Tersedia tempat untuk menggantungkan tripod dan botol air
- Tidak ada raincover
- Beberapa padding  kurang tebal
- Tidak ada kompartemen untuk tablet atau netbook
- Tidak ada tali/strap untuk mengamankan kaki tripod

Kesimpulannya, tas ini tergolong sangat baik untuk penghobi fotografer yang suka jalan-jalan. Muatannya banyak dan bagian dalamnya bisa dikonfigurasi sesuai kebutuhan. Tas ini tidak cocok untuk fotografer yang memiliki kamera DSLR profesional dengan battery grip terpasang, karena ruang di dalam tas tidak terlalu dalam. Setelah menguji tas ini, saya berencana untuk mengunakan tas ini untuk travel di masa mendatang.

Spesifikasi tas KATA Gearpack 100
Dimensi luar: Tinggi: 42cm, Lebar: 30cm, Tebal: 19cm
Dimensi dalam: Tinggi: 40cm, Lebar: 25cm, Tebal: 12cm
Berat: 0.71 kg

Sekilas tentang KATA
KATA bag adalah merek tas kamera yang terkenal atas kualitasnya bahan tas yg bermutu dan tahan banting. Sebelumnya, KATA bag berpengalaman dalam membuat tas untuk kebutuhan militer. Saat ini, KATA memiliki koleksi produk tas yang cukup lengkap dari yang berukuran kecil sampai koper hardcase untuk fotografer profesional.

Untuk memesan tas KATA ini, bisa langsung lewat toko online Ranafotovideo atau hubungi 0858 1318 3069 – Gratis raincover dan pengiriman di sekitar Jakarta. (Persediaan terbatas).

Liputan tour fotografi Sumatera Utara 7-11 September 2013

$
0
0

Tour fotografi Sumut 2013 ini spesial bagi saya karena saya kelahiran Medan, Sumut dan baru pindah ke Jakarta saat berusia 10 tahun. Sumatera Utara memiliki danau Toba, yang unik, terluas di Indonesia dan alam sekitarnya yang sejuk. Kota Medan sendiri terkenal akan makanannya yang lezat dan bervariasi.

Di hari pertama, kita sampai di bandara Kuala Namu yang baru beroperasi sejak tanggal 25 Juli 2013. Bandara ini adalah yang kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng. Beruntung kita dapat mendarat disini karena bandara yang lama, Polonia yang terletak di tengah kota Medan yang kecil sudah lama tidak mampu menampung jumlah penumpang yang makin banyak. Tapi kelebihan dari Bandara Polonia adalah lokasinya di dalam kota Medan, jadi hanya perlu 15 menit saja untuk mencapai hotel. Sedangkan Kuala Namu terletak di luar kota, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk mencapai kota Medan jika tidak macet.

Interior Bandara Kuala Namu yang didominasi oleh warna putih dan kaca memberikan kesan modern.

Interior Bandara Kuala Namu yang didominasi oleh warna putih dan kaca memberikan kesan modern.

Sesampai di Medan, rombongan langsung makan di RM Tabona yang menyediakan masakan kari yang sangat terkenal. Beberapa peserta minta tambo. Setelah check-in hotel rombongan langsung berangkat hunting foto seputar kota Medan: Masjid Raya Al Mashun, Kolam burung dan Maha Vihara Cemara Asri.

Interior Mesjid Raya Al Mashun, Medan

Interior Mesjid Raya Al Mashun, Medan – lensa Samyang 8mm AE Nikon

Cemara Asri

Burung Bangau di kolam Cemara Asri

Maha Vihara Cemara Asri

Besoknya, kita berangkat dan singgah di pasar Berastagi dan kemudian ke Taman Simalem resort. Kita menginap dua malam disini supaya puas menikmati pemandangan dan menjelajahi kawasan ini secara menyeluruh. Sayangnya cuaca agak mendung dan beberapa kali turun hujan di sore dan malam hari. Tapi tidak mengurangi semangat peserta untuk memotret dan menikmati udara sejuk di atas bukit.

Kiri: Cuaca cerah di hari kedua. Kanan: Air terjun Sarupa

Kiri: Cuaca cerah di hari kedua. Kanan: Salah satu air terjun Sarupa

DSC_9286

Bergaya di depan air terjun kembar (Sarupa) – Lensa Fisheye 8mm dengan kamera full frame.

Rombongan di Taman Simalem

Rombongan di Taman Simalem dengan latar belakang danau Toba

Di ujung bukit memandang Danau Toba

Di ujung bukit memandang Danau Toba

Luasnya Danau Toba

Luasnya Danau Toba

Puas menikmati alam Simalem, kami melanjutkan perjalanan ke Air Terjun sipiso-piso yang legendaris. Disana, kita bisa turun sekitar 2000 anak tangga ke dasar air terjun dan kemudian naik lagi. Tantangan ini tidak menyurutkan semangat sebagian besar peserta. Di dasar air terjun, kita dapat merasakan besarnya dan derasnya air terjun ini.

Derasnya air terjun sipiso-piso

Air terjun sipiso-piso

Di sebelah kiri air terjun sipiso-piso, bisa terlihat pemandangan danau Toba. Olah digital saya lakukan untuk mendramatisir cuaca sore ini mendung saat itu.

Di sebelah kiri air terjun sipiso-piso, bisa terlihat pemandangan danau Toba. Olah digital saya lakukan untuk mendramatisir cuaca sore ini mendung saat itu.

Sesuai permintaan rombongan, di hari terakhir kita mengunjungi rumah Tjong A Fie, seorang pengusaha Medan yang sangat terkenal di jaman penjajahan Belanda. Rumah ini desainnya gabungan dari gaya Melayu Deli, Cina dan Eropa. Beberapa spot dimanfaatkan dengan baik oleh peserta tour untuk foto narsis :)

Tour fotografi Sumut ini merupakan tour yang cukup komplit,  foto satwa liar (burung), arsitektur, pemandangan alam, bunga, dan air terjun. Selain fotografi, rombongan juga menikmati makanan khas Medan yang mantap-mantap: Kari ayam/sapi, seafood, Nasi gurih (seperti nasi uduk dengan dendeng sapi), BBQ, Hot pot seafood, nasi campur, durian (sampai 2X), sate padang dan soto ayam. Rombongan juga membawa pulang-pulang Bolu, kue sus, bika Ambon khas Medan bernilai lebih dari Rp 5 juta! Bayangkan berapa dus bolu yang harus di check-in di bandara :)

Di hari terakhir, saya mengalami hal yang sangat beruntung. Saat makan siang sebelum ke Bandara untuk pulang ke Jakarta, saya meninggalkan tas ransel kamera saya beserta semua isinya di Rumah makan soto ayam Pak Haji di Jalan Sumatera. Saya tidak menyadarinya sampai ada telepon dari Pak Haji yang memberitahukan bahwa ada tas kamera yang ketinggalan. Saat itu saya sudah berada di bis dalam perjalanan ke Bandara Kuala Namu.

Saya beruntung  dan bersyukur karena masih ada orang yang berbaik hati mengabarkan tas tersebut. Saya juga cukup heran bagaimana Pak Haji dapat mengetahui no telpon saya. Setelah saya mendapatkan tas kamera saya kembali dengan isi utuh, ternyata di dalam tas tersebut ada buku catatan yang berisi nama dan no telp saya.

Akhirnya, tour fotografi Sumut ini selesai dengan manis. Semua gembira sampai ke rumah masing-masing. Berakhirnya tour ini menjadi awal dari kegiatan yang baru, yaitu memilih dan mengedit foto yang menarik untuk di-upload ke Facebook :)

- The End -

Tjong A Fie Mansion

Tjong A Fie Mansion

Bagi yang berminat mengikuti tour fotografi yang diselenggarakan Infofotografi.com, silahkan membaca jadwal kelas dan tour fotografi di halaman ini.

Nikon D5200 vs Nikon D90

$
0
0

Nikon D90 sebenarnya adalah kamera yang sudah cukup jadul (tua), karena pertama kali diluncurkan tahun 2008. Berarti sudah beredar 5 tahun. Dalam kamus kamera DSLR, 2 tahun itu sudah cukup tua, apalagi 5 tahun. Meski demikian, D90 masih dijual di toko toko kamera dan banyak pemakainya. Di lain pihak, Nikon D5200 adalah kamera DSLR yang baru diluncurkan akhir tahun lalu. Tapi kenapa kedua kamera dijual dengan harga yang hampir sama dan dua-duanya cukup populer?

Nikon D5200 memiliki tampilan LCD yang lebih ilustratif sehingga mempermudah untuk belajar fotografi

Nikon D5200 memiliki tampilan LCD yang lebih ilustratif sehingga mempermudah untuk belajar fotografi

Dari teknologi, Nikon D5200 lebih unggul dari D90 di berbagai sektor. Sensor imaji baru, 24MP menangkap lebih banyak detail, modul autofokus yang terpasang 39 titik dibandingkan 11 titik yang ada di D90, dan fitur video yang jauh lebih bagus dan fleksibel. Kelebihan lainnya terletak di layar LCD yang bisa dilipat. Bagi pemula, D5200 lebih mudah dipelajari karena antar muka grafisnya lebih ilustratif.

Keunggulan Nikon D90 yang paling jelas yaitu dari fisiknya yang memiliki LCD tambahan dan tombol-tombol yang lebih lengkap

Keunggulan Nikon D90 yang paling jelas yaitu dari fisiknya yang memiliki LCD tambahan dan tombol-tombol yang lebih lengkap

Dari kualitas fisik, Nikon D90 lebih unggul. D90 punya tombol-tombol dan kenop yang lebih banyak sehingga mempercepat dalam mengubah setting kamera. Ada LCD tambahan yang terletak di bagian atas kamera yang membantu untuk melihat setting kamera dengan cepat tanpa silau. Bagi yang memiliki lensa-lensa lama Nikon AF-D, bisa memanfaatkan motor fokus di Nikon D90. Baterai D90 lebih besar secara fisik dan kapasitasnya dari D5200, jadi lebih aman bagi yang hunting dari sunrise sampai sunset. Satu lagi kelebihan D90 yaitu adanya fitur commander mode, yang memungkinkan komunikasi kamera (dengan flash terpasang) dengan flash diluar kamera.

Dari kedua pilihan diatas, saya lebih condong memilih Nikon D5200 yang lebih baru. Alasannya utamanya adalah sensor imaji dan modul autofokusnya lebih baru sehingga kualitas gambar dan kinerjanya lebih baik terutama dalam memotret subjek bergerak ataupun tidak bergerak. Selain itu, D5200 empat tahun lebih baru, sehingga usianya masih lebih panjang dan layanan purna jualnya masih lama.

Mengenai kecocokan lensa, Nikon D5200 tidak cocok dengan lensa Nikon AF-D yang lama, tapi tidak begitu masalah bagi pemula karena banyak lensa Nikkor AF-S yang sudah memiliki motor fokus dipasaran. Memang lensa AF-S rata-rata lebih mahal, tapi kualitas optik dan mekanik lensa setingkat di atas lensa AF-D.

Keunggulan kelemahan Nikon D90
+ Mantap saat digenggam, banyak tombol dan kenop
+ Ada layar LCD tambahan di bagian atas kamera
+ Kapasitas baterai besar
+ Commander mode untuk flash
+ Ada motor fokus, lensa lama (AF-D) bisa autofokus
+ Jendela bidik sedikit lebih besar dan terang
- Sudah cukup lama beredar
- Video masih primitif
- Modul autofokus hanya 11 titik

Keunggulan kelemahan Nikon D5200
+ Resolusi gambar tinggi, generasi terbaru 24 MP
+ LCD bisa diputar dan dilipat
+ Fitur video cukup lengkap dan berkualitas
+ Modul autofokus 39 titik
- Tidak ada motor fokus
- Kapasitas baterai kecil
- Tombol dan kenop tidak banyak

Membuat efek foto Infrared B&W melalui Adobe Lightroom

$
0
0

Untuk membuat foto infrared, cara yang paling populer yaitu kita perlu me-ngoprek (memodifikasi) kamera sehingga mampu menangkap cahaya infra merah. Cara ini agak mahal karena kamera yang dioprek hampir tidak mungkin dikembalikan lagi ke kondisi awal dengan baik. Biaya modifikasi kamera tergantung jenis kamera dan pengopreknya, biaya oprek biasanya berkisar dari 1.5-3 juta Rupiah. Kalau kamera saku mungkin bisa lebih rendah.

Cara yang kedua yaitu memakai filter infra merah yang dipasang di depan lensa. Kelemahan utamanya adalah filter ini pekat/gelap sekali sehingga jika memotret di kondisi cahaya yang kurang baik sangat sulit. Tripod seringkali harus digunakan untuk hasil foto yang maksimal.

Cara lain yang praktis dan hemat menurut saya adalah mengedit via pengolah foto, misalnya Adobe Lightroom. Meskipun hasil foto melalui editing tidak semaksimal dibandingkan hasil foto langsung dari kamera yang dioprek, tapi hasil editing dapat menghasilkan efek foto yang cukup menarik. Contohnya seperti foto dibawah ini:

Foto asli dari kamera. ISO 80, f/2.5, 1/90 detik, 6mm (setara 28mm)

Foto asli dari kamera. ISO 80, f/2.5, 1/90 detik, 6mm (setara 28mm) Ricoh GR IV

Kiri: Konversi B&W secara langsung, Kanan: Konversi via preset Lightroom Infrared

Kiri: Konversi B&W secara langsung, Kanan: Konversi via preset Lightroom Infrared

Konversi hitam putih Infrared terlihat sangat berbeda dengan konversi hitam putih biasa. Perbedaan yang terutama terletak pada tanaman hijau dan langit. Warna tanaman menjadi putih dan warna langit terlihat lebih gelap (abu-abu). Setelah mengunakan preset Infrared, saya mengatur setting kontras, dan B&W mixer sehingga pintu gerbangnya lebih menonjol dan jalan setapak ke pintunya lebih gelap.

preset-ir

Preset Infrared terletak di panel sebelah kiri Lightroom (module Develop)

Setting utama yang berubah saat mengaktifkan preset Inframerah. Warna Hijau dan Kuning di +100 sehingga warna hijau tanaman menjadi putih.

Setting utama yang berubah saat mengaktifkan preset Inframerah. Warna Hijau dan Kuning di +100 sehingga warna hijau tanaman menjadi putih. Selanjutnya kita bisa mengubah setting ini sedikit/ banyak untuk mencocokkan dengan selera/foto yang ingin dibuat.

Hasil proses Lightroom

Hasil final

Contoh foto lainnya yang dikonversi gaya infrared hitam putih

Contoh foto lainnya yang dikonversi gaya infrared hitam putih

Tips tambahan: Foto yang bagus dikonversikan menjadi infared adalah foto pemandangan yang banyak mengandung warna biru dan hijau. Semakin biru langitnya dan semakin hijau tanamannya, semakin dramatis hasil konversinya.

Yuk belajar editing foto dengan Adobe Lightroom – Lihat jadwalnya disini.

GOAL : Mencapai sasaran fotografi

$
0
0

Sore itu, saya bersama teman saya yang berprofesi sebagai aktor, mengunjungi sebuah studio wedding bernama Paper Crane di daerah North Sydney. Paper Crane merupakan penyedia jasa wedding videografi di Sydney, dan menurut saya mereka yang terbaik di Sydney. Yang punya orang Indonesia lho, yaitu Susanto. Tujuan kunjungan kami hanya sekedar silaturahmi saja, karena teman saya udah lama tidak bertemu dengan pemilik Paper Crane. Kami pun ngobrol santai seputar pemenang piala Oscar, sampai film Schindler’s list. Entah pada obrolan titik mana, saya ditanya Susanto dengan satu pertanyaan menohok, “Wiwid, what is your ultimate goal?” Dia bertanya dengan nada yang cukup serius. Saya terdiam beberapa saat memikirkan jawabannya, karena bukan sekedar goal/target, tapi ultimate goal. Akhirnya saya menjawab “saya pengen keliling dunia dengan fotografi…” Jawaban yang sebenarnya terbesit saat obrolan itu.

WidiatmojoRadityo_uncanny_1454

Manusia yang memiliki profesi, apapun itu, pasti memiliki target dalam lingkungan kerjanya. Jika anda bekerja dalam sebuah perusahaan, maka target tersebut lebih sering di tentukan oleh perusahaan. Contoh paling simple adalah seorang Marketing yang di tekan oleh sebuah perusahaan untuk mencapai angka target penjualan tertentu. Lain halnya seorang fotografer freelance. Target yang ingin dicapai merupakan ambisi pribadi, yang didukung oleh unsur-unsur ambisi, dedikasi, pengembangan diri serta ekonomi.

Jawaban saya atas pertanyaan Om Santo yang sesaat merupakan sebuah kesalahan, karena target seorang pekerja kreatif harus ditentukan, dituliskan, dinyatakan dan disematkan didalam hati. Dia menyarankan bahwa sebagai seorang manusia kreatif, target harus di tentukan terlebih dahulu, lalu menentukan caranya untuk meraih target tersebut. Logika berpikir mundur adalah jalan untuk meraih target tersebut. Saran om Santo untuk berpikir mundur juga diajarkan di sekolah saya. “Thinking backward will help you to redefine the way how you will reach your goals”, ujar dosen pengajar Professional Practices.

WidiatmojoRadityo_the_rock_0291

Suatu saat saya ingin menerbitkan buku foto tentang Street Photography

WidiatmojoRadityo_Sydney_2914

Untuk mencapai target jangka panjang, diperlukan target-target jangka menengah dan jangka pendek. Target dadakan yang saya jawab di atas, Keliling dunia, merupakan contoh target jangka panjang. Namun bisa jadi target tersebut menjadi target jangka pendek atau menengah. Penentuan jenis target sangat tergantung pribadi anda sendiri. Saya bisa mencontohkan guru favorit saya, Tania. Dia merupakan seorang fotografer sekaligus seniman. Keliling dunia dia tempatkan pada target jangka menengah, karena saat ini dia sering keliling dunia untuk melakukan solo exhibition, baik di New York, Israel, maupun di Sydney.

Dia bisa menjadi seperti itu karena keuletannya menghasilkan karya baru. Sebagai wujud kecintaannya terhadap fotografi Tania mengambil sekolah master di bidang fine art. Pameran pernah di jalani, mengajar adalah bentuk dedikasinya terhadap fotografi, namun apakah Tania berhenti sampai di sini saja? Ternyata tidak. Suatu malam setelah pameran akhir angkatanku, Tania mengajak saya dan 1 teman saya untuk dinner.

Sembari bercanda ini itu, Tania bertanya kepadaku, “I really want to know what is your goal in this life?”Saya pun menjawab dengan tegas, “I want to have my own private photography school, the best one, and travel around the world with my lovely little family…” Lalu dia menimpali “That’s really good, you know what? Right now I’m thinking someday I will get my MUSEUM”. Tania ingin memiliki sebuah Museum, yang lengkap dengan fasilitas kantor, studio serta galeri. Apakah target Tania bisa dikatakan gila?

Satu pengalaman yang sangat berharga yang saya dapat di Sydney adalah visi fotografer di sini sudah melihat jauh ke depan. Target mereka bisa saya katakana gila semua. Namun justru kegilaan tersebut yang akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa.

Dan sekarang saya bertanya kepada para fotografer, “Apakah goal anda dapat dicapai melalui fotografi?” Jawabnya “Yes, you can…” seperti foto dibawah ini

WidiatmojoRadityo_Aussie_Day_0163


Review tas kamera Kata Bag ReportIt Pro Light (PL) 10

$
0
0

Tas Kata ReportIT PL (Pro Light) 10 dirancang dengan mempertimbangkan fungsionalitas dan kepraktisannya daripada keindahan desainnya. Tas kamera ini berbentuk kotak yang terlihat sederhana, bahannya ringan tapi protektif. Kapasitas tas kamera ini cukup besar, yaitu dapat memuat kamera DSLR dengan lensa telefoto zoom 70-200mm f/2.8 terpasang dengan lens hood terbalik dan dua lensa tambahan atau flash. Tablet ukuran 10 inci atau ultrabook juga bisa masuk dan memiliki kompartemen sendiri.

Ilustrasi peralatan yang bisa dipasang di dalam tas

Ilustrasi peralatan yang bisa dipasang di dalam tas

Ada dua cara untuk mengakses kamera dan lensa di dalam tas, yaitu dengan membuka ritsleting dibagian atas tas atau membuka buckle tas. Adanya akses langsung ke tas sangat memudahkan untuk menukar lensa atau mengambil aksesoris.

Salah satu fitur favorit saya adalah toblerone, yang melindungi saat kamera jatuh dan saat ditaruh di tempat yang kotor atau berair. Toblerone memungkinkan tas berdiri tegak saat ditaruh di meja, atau lantai. Ada juga spine guard yang melindungi bagian depan tas dari benturan.

Busa (padding) yang melindungi isi tas berwarna kuning khas KATA, memudahkan kita untuk mencari peralatan di dalam tas dalam kondisi cahaya yang kurang baik. Keseluruhan padding bisa dilepas dari kamera membuat kameranya lebih ringan dan bisa digunakan untuk menyimpan hal-hal lain selain kamera.

Saat ke Ciwidey, Jawa Barat beberapa waktu lalu, saya memuat Kamera DSLR dengan lensa 70-200mm, 16-35mm, kamera mirrorless Nikon J3 dengan dua lensa. Dengan muatan sepenuh itu, tas memang terasa agak berat. Tapi setelah jalan sekitar 2-3 jam, bahu saya tidak sakit, mungkin karena gecko strap-nya yang menyesuaikan bentuk sesuai dengan bahu saya dan meredam sebagian berat tas.

gecko-strap

Gecko Strap, mencegah sakit bahu

Tas kamera ini dirancang dengan pemikiran matang oleh desainernya. Bagi saya tas kamera selempang ini hampir sempurna. Cocok untuk reporter, travel photographer yang menyukai akses cepat untuk meraih yang dibutuhkan. Kekurangan utama yang saya rasakan cuma satu, yaitu tidak ada tempat khusus untuk botol air. Hal ini dikarenakan bagian sisi tas ini untuk memperkuat tali tas supaya tidak jatuh karena beban berat yang diisi.

Ilustrasi dua cara mengakses tas

Ilustrasi dua cara mengakses tas

Plus minus

+ Ringan tapi perlindungannya tinggi
+ Fleksibel, padding bisa dilepas
+ Raincover dua sisi untuk hujan dan panas
+ Gecko strap anti-slip yang menyesuaikan bentuk bahu
+ Mudah mengakses isi tas
+ Warna dalam tas kuning
+ Ada ruang untuk tablet atau netbook
+ Bisa diselipkan ke trolley koper dengan mudah
- Desain kotak terlihat agak kaku
- Tidak ada tempat untuk botol air

Spesifikasi tas KATA Report 10 PL
Dimensi luar: Tinggi: 30cm, Lebar: 30cm, Tebal: 19cm
Dimensi dalam: Tinggi: 26cm, Lebar: 26cm, Tebal: 12cm
Berat: 0.76-0.98 kg

Sekilas tentang KATA
KATA bag adalah merek tas kamera yang terkenal atas kualitasnya bahan tas yg bermutu dan tahan banting. Sebelumnya, KATA bag berpengalaman dalam membuat tas untuk kebutuhan militer. Saat ini, KATA memiliki koleksi produk tas yang cukup lengkap dari yang berukuran kecil sampai koper hardcase untuk fotografer profesional.

Untuk memesan tas KATA ini, bisa langsung lewat toko online Ranafotovideo atau hubungi 0858 1318 3069

Nikon Df : Kamera DSLR dengan desain retro – Tinjauan dan opini

$
0
0

Setelah menggoda banyak fotografer dengan video teaser dan bocoran rumornya, hari ini, Nikon mengumumkan kamera berkualitas yang menarik. Kamera ini memiliki desain seperti kamera film jaman dahulu tapi dengan teknologi yang modern didalamnya. Kamera ini dirancang untuk fotografer berpengalaman, dan bukan ditujukan kepada orang-orang yang tidak ingin belajar fotografi, karena kamera ini tidak memiliki mode Full Auto atau Scene Modes.

nikon-df-black

Saat dipasangkan dengan lensa jadul, tidak banyak yang tau kamera ini menyimpan teknologi canggih.

Dalam merancang kamera ini, Nikon mengunakan strategi mix and match. Prosesor dan sensor gambar kameranya sama dengan kamera flagship (paling top Nikon D4) 16 Megapixel full frame (FX) dengan rentang ISO mencapai 204.800. Modul autofokus 39 titik sama dengan kamera Nikon D7000/D600/D6100/D5200. Kecepatan foto berturut-turut mirip Nikon D600 yaitu 5.5 foto per detik. Jendela bidiknya diambil dari jendela bidik Nikon D800/E. Desain badan kamera condong ke rancang kamera film jaman dulu seperti Nikon FM dan F.

Yang membuat kamera ini menarik bukan karena spesifikasinya, tapi desainnya yang saat ini sedang “in“. Fujifilm dan Olympus yang merancang kamera model lama cukup sukses dengan seri Fuji X dan Olympus OMD-nya.

Ukuran kamera tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil dibandingkan dengan kamera DSLR lainnya. Nikon Df ini mirip ukuran dan beratnya dibandingkan dengan kamera Nikon D600/D610. Perbedaan utamanya adalah pegangan Nikon Df lebih kecil. Bagi pengguna kamera DSLR di jaman sekarang, mungkin perlu penyesuaian, tapi yang terbiasa mengunakan kamera SLR film, pegangan kamera ini mungkin akan sangat cocok.

Meskipun desain kamera tergolong cukup ramping, tapi tombol-tombol, tuas dan roda dialnya sangat banyak lengkap. Untuk mengubah shutter speed, ISO, kompensasi eksposur, mode kamera, mode AF kita bisa memutar roda dial yang terletak di atas kamera. Kelebihan dari banyaknya tuas dan roda kendali adalah mempermudah kita melihat setting kamera dan mempercepat saat menggantinya.

Bagi yang setia dengan Nikon dari jaman film, kamera ini bisa mengakomodir lensa-lensa lama sampai jenis lensa pre-Ai yang diluncurkan pertama kali tahun 1959 yang lalu.

Kelebihan Nikon Df

  • Punya sensor full frame FX dengan kualitas gambar sangat baik dengan rentang ISO sangat luas (50-204.800)
  • Ukuran dan berat kamera tidak terlalu besar dan berat (710 gram)
  • Desain retro yang menarik
  • Bahan casing logam magnesium alloy
  • Tahan air dan debu (weathersealed)
  • Cocok untuk banyak jenis lensa Nikkor dari dulu sampai sekarang
  • Bunyi saat menjepret dan memutar roda
  • Dua pilihan warna: Silver & Black

Kekurangan Nikon Df

  • Tidak bisa merekam video
  • Jumlah tuas dan roda di bagian atas kamera terlalu rapat
  • Harga relatif tinggi ($3000 dengan lensa, $2750 tanpa lensa)
  • Modul autofokus 39 titik tidak terlalu luas cakupannya
  • Hanya satu lubang untuk kartu memory SD card
  • Baterai ukuran kecil

Kamera ini bukan kamera yang inovatif seperti Sony A7/A7R, tapi mungkin lebih menarik bagi sebagian pembeli potensial antara lain yang….

  • Menyukai kamera dengan desain retro
  • Menyukai kamera yang relatif kecil yang mampu memotret di kondisi yang sangat gelap (olahraga, street photography)
  • Punya banyak lensa jadul pre-Ai
Bagian atas kamera Nikon Df yang penuh dengan tuas dan roda. Foto dari dpreview.com

Bagian atas kamera Nikon Df yang penuh dengan tuas dan roda. Foto dari dpreview.com

Saya sendiri yang saat ini memotret dengan Nikon D700 dan D600 saat ini belum merasa akan mendapatkan peningkatan yang berarti jika mengunakan Nikon Df. Salah satu yang mengecewakan saya dari spesifikasi kamera adalah modul autofokusnya hanya 39 titik dan kecepatan foto berturut-turutnya tidak lebih cepat dari D600. Meskipun demikian, saya merasa banyak pengguna nantinya akan menyukai kamera Nikon Df ini, entah dari desainnya ataupun dari kualitas gambarnya di kondisi cahaya gelap.

Pertanyaan selanjutnya adalah, lebih baik Nikon Df atau Nikon D800? Mungkin untuk menjawab itu diperlukan posting baru. Tapi pilih yang mana, itu lebih tergantung dari selera dan kebutuhan masing-masing.


Jika memiliki kamera DSLR Nikon, jangan sia-siakan, ikuti kupas tuntas kamera DSLR Nikon. Jadwal bisa dilihat disini atau hub 0858 1318 3069

Tips mengepak tas kamera untuk traveling

$
0
0

Akhir bulan ini saya bersama teman-teman alumni dan pembaca akan melakukan tour fotografi ke Kamboja. Seperti biasanya, saya sering ditanya tentang apa yang sebaiknya dibawa dan bagaimana membawanya. Oleh sebab itu, saya coba sharing tips packing saya.

  • Yang penting kamera, lensa dan elektronik yang bernilai tinggi harus berada bersama kita setiap waktu, termasuk saat kita berada di kabin pesawat. Jangan check-in kamera dan lensa ke dalam bagasi pesawat. Resiko hilang atau rusak cukup besar.
  • Cari tau aturan batasan yang ditentukan maskapai. Biasanya dua tas diperkenankan untuk dibawa ke kabin pesawat. Contohnya maskapai Air Asia. Maskapai ini memperkenankan tas koper/ransel berukuran maksimum panjang x lebar x dalam : 56 x 36 x 23 cm dan tas ukuran menengah. Berat maksimum sebuah tas 7 kg. Biasanya tas yang dibawa ke kabin tidak diperiksa beratnya, yang penting fisiknya jangan terlalu besar dan terlihat keberatan saat membawanya. Setiap maskapai punya halaman khusus tentang ini. Misalnya halaman di Air Asia.
  • Tripod biasanya harus dimasukkan ke bagasi pesawat kecuali jika dimasukkan kedalam koper untuk check in. Alternatif lain yaitu dititipkan di bagian OOG (out of gauge) supaya tripodnya tidak ditumpuk-tumpuk dengan koper lainnya yang besar dan berat.
  • Meskipun tas kita berukuran besar, tapi jika kita tidak perlu mengisinya sampai penuh. Gelar semua peralatan yang ingin dibawa dan putuskan mana yang penting dan tinggalkan mana yang tidak perlu dibawa.
  • Karena boleh membawa dua tas, jika memungkinkan peralatan yang berat didistribusikan ke dua tas. Jangan mengisi salah satu tas terlalu penuh/berat.
  • Saat menyusun isi tas, masukkan yang besar dan berat terlebih dahulu di bagian paling bawah, baru yang lebih kecil dan ringan.
  • Pastikan menyusun isi tas dengan rapat dan ketat. Manfaatkan divider (busa pemisah di dalam tas) untuk mencegah pergesekan antar lensa dan kamera.

Rekomendasi jenis tas kamera

  • Tas selempang (shoulder/messenger bag) : Praktis untuk mengakses peralatan kamera dan lensa secara langsung, namun jika berat peralatannya mencapai 5 kg atau lebih, bahu bisa sakit. Usahakan membawa 1-2 lensa tambahan saja saat memakai lensa selempang.
  • Tas ransel (backpack/rucksack) : Cocok untuk membawa kamera dan 3-4 lensa tambahan, lampu kilat, laptop, dll. Cocok untuk kegiatan fotografi yang melibatkan perjalanan yang jauh atau hiking.
  • Sling bag : Kapasitasnya biasanya hampir sebesar tas ransel, tapi talinya cuma satu. Keunggulannya mudah mengakses peralatan, tapi bahu bisa lebih cepat sakit jika bawaannya banyak.
  • Tas pinggang (beltpack) : Biasanya kapasitasnya kecil, tapi praktis untuk mengakses kamera/lensa dan bisa diputar ke samping atau ke belakang supaya tidak mengganggu saat memotret.

Strategi saya

Saya berencana akan membawa tas ransel untuk diisi dengan kamera, lensa dan laptop untuk dibawa ke kabin pesawat. Saya juga akan membawa tas selempang yang akan saya isi dengan aksesoris dan barang kebutuhan pribadi lainnya. Setelah tiba di lokasi, saya akan memindahkan kamera dan lensa saya ke tas selempang sehingga lebih memudahkan akses ke peralatan saya di lapangan.

Tas yang akan saya bawa: KATA ReportIT PL 10, tas ransel ThinkTankPhoto Shapeshifter, istri saya akan membawa KATA Gearpack 100.

Selamat traveling :)

Ikut tour fotografi ke Dongchuan, Yuanyang, Kunming di propinsi Yunnan, China, Maret 2014 yuk. Infonya disini.

Kamera terbaik 2013 : Panasonic GM1

$
0
0

Tahun 2013 ini sudah hampir berakhir, sebagian besar kamera baru sudah diumumkan. Memilih satu yang terbaik dari semua kamera yang ada tentunya mustahil karena banyaknya jenis kamera yang ada. Oleh sebab itu, saya akan menerbitkan beberapa kamera yang menarik perhatian saya di tahun 2013.

Yang pertama adalah Panasonic GM1. Kamera ini kategorinya termasuk kamera mirrorless yang ditujukan untuk penghobi fotografi. Sistemnya disebut micro four thirds karena memakai sensor ber-aspek rasio 4:3 seperti kamera Olympus. Oleh sebab itu, Panasonic GM1 lensanya bisa ditukar dengan lensa micro four thirds yang koleksinya bisa dibilang sudah cukup lengkap dari yang kualitas standar sampai profesional.

Sangat kecil fisik luarnya tapi menyimpan sensor gambar berukuran besar dan fitur yang canggih

Sangat kecil fisik luarnya tapi menyimpan sensor gambar berukuran besar dan fitur yang canggih – gambar oleh Photographyblog.com

Beberapa tahun terakhir, banyak produsen kamera memang  terus berusaha membuat kamera seringan dan seramping mungkin. Di kategorinya, Panasonic GM1 adalah yang terkecil dan teramping. Ukuran yang kecil, bukan berarti kualitas fisik dan isinya melempem. Bahan kamera Panasonic GM1 terbuat dari logam, punya built-in flash, layar sentuh LCD 3″ 1 juta titik, WiFi, ISO sampai 25600, shutter speed min/max: 60 detik – 1/16000 detik. Kecepatan shutter speed yang begitu tinggi memudahkan untuk menggunakan bukaan lensa yang sangat besar di kondisi cahaya yang sangat terang.

Soal kualitas gambar, GM1 setara dengan kamera Panasonic GX7 (kamera Panasonic terbaru, yang juga diluncurkan tahun ini). Harganya tidak terlalu mahal yaitu $749 atau 8.5-9 juta, sudah satu paket dengan lensa 12-32mm.

Tersedia dalam berbagai variasi warna, salah satunya orange-silver

Tersedia dalam berbagai variasi warna, salah satunya orange-silver

Dipaketkan dengan Panasonic GM1 adalah lensa 12-32mm f/3.5-5.6 OIS yang sangat kecil ukurannya tapi menurut pengujian lebih bagus daripada lensa Olympus 12-50mm macro yang dipaketkan dengan kamera canggih OMD EM5.

Jumlah lensa yang berukuran kecil tapi berkualitas juga sudah banyak, misalnya Olympus 45mm f/1.8, Olympus 12mm f/2, Olympus 17mm f/1.8 dan Panasonic 20mm f/1.7. Jika ingin lensa yang panjang untuk foto burung, ada Panasonic 100-300mm f/4-5.6 yang setara dengan 200-600mm di sistem kamera full frame.

Dibandingkan dengan kamera yang seukuran GM1 seperti kamera compact Sony RX100, Panasonic LX7, Canon G16, dan sebagainya, GM1 menang telak kalau bicara soal kualitas gambar karena ukuran sensornya lebih besar. GM1 juga memiliki kelebihan penting yaitu berganti-ganti lensa.

GM1 dibandingkan dengan kamera compact Sony RX100 yang bersensor 1 inci.

GM1 dibandingkan dengan kamera compact Sony RX100 yang bersensor 1 inci.

Dibandingkan dengan kamera mirrorless lainnya seperti Canon EOS M dan Olympus PEN EM2, Panasonic GM1 menang bukan hanya dalam ukuran tapi fiturnya juga.

GM1 dibandingkan dengan Canon EOS M

GM1 dibandingkan dengan Canon EOS M

Dibandingkan dengan kamera DSLR kelas menengah seperti Nikon D7100, GM1 memang masih dibawah soal kualitas gambar, tapi ukuran GM1 jauh lebih kecil dan ramping.

GM1 dibandingkan kamera DSLR tingkat menengah Nikon D7100

GM1 dibandingkan kamera DSLR tingkat menengah Nikon D7100

versus Nikon D7100, dari atas

versus Nikon D7100, dari atas

Oleh sebab itu, tim desainer dan insinyur Panasonic memang harus diacungin jempol karena berhasil membuat kamera dan lensa yang ukurannya kecil tapi potensinya besar. Saya sendiri melihat, saya ataupun masyarakat umum yang menggemari fotografi dan jalan-jalan/traveling akan sangat cocok membawa kamera ini.

GM1 tidak luput dari kelemahan, contohnya tidak memiliki stabilization di badan kamera seperti kamera Olympus/Panasonic GX7, tidak ada hotshoe untuk memasang flash, baterainya kecil, dan tidak memiliki jendela bidik optik/elektronik. Tapi adilnya, kalau Panasonic menambahkan  fitur-fitur tersebut, ukurannya akan menjadi besar.

Spesifikasi Panasonic Lumix GM1

  • 16 MP four thirds image sensor
  • ISO 200-25600
  • 3″ touchscreen LCD 1 juta titik
  • WiFi
  • Video 1080, 60p
  • Built-in flash
  • 274 gram (dengan baterai)
  • Dimensi: 98.5 x 54.9 x 30.4 cm
  • Bahan logam magnesium dan alumunium
  • Kecepatan foto berturut-turut 5 foto per detik
  • Kapasitas baterai 220 foto
  • Harga: $749

Nantikan ulasan kamera terbaik 2013 lainnya.

—-

Yuk ikut belajar dasar fotografi dan lighting hari Sabtu dan Minggu. Info dan pendaftaran di 0858 1318 3069

Kursus fotografi malam hadir kembali tgl 16-18 Desember 2013

$
0
0

Kelas malam fotografi ditujukan untuk  pemula di bidang fotografi. tujuannya adalah untuk mengenalkan kamera digital, lensa, fungsi dan pengaturannya untuk membuat foto yang bagus.

Di malam pertama, Anda akan belajar tentang mengendalikan terang gelap foto (exposure). Mengenal histogram, mode kamera, dan mendapatkan pengaturan ISO, shutter speed dan bukaan yang pas untuk setiap kondisi dan situasi. Setelah pembahasan teori, kita akan lanjutkan dengan praktik.

Di malam kedua, Anda akan belajar tentang fungsi-fungsi penting kamera digital seperti white balance, autofokus, light meter, dan lain-lain. Seperti biasa kita akan mempraktikkan teori yang dipelajari.

Di malam ketiga, Anda akan belajar tentang komposisi dasar, mengenal bermacam-macam lensa dan teknologinya, mengunakan lensa dan aksesoris. Lalu kita akan tutup dengan praktik mengunakan lensa dan flash dengan baik.

Semua praktik indoor dan subjek yang difoto akan kita sediakan. Kelas kecil dan interaktif, instruktur berpengalaman bukan hanya dalam fotografi tapi juga dalam mengajar.

Instruktur: Enche Tjin & Erwin Mulyadi
Termasuk: Snack, minuman, hand-out
Alat: Kamera digital dengan mode M/manual
Jumlah peserta: maksimum 8 orang

Tempat: Jl. K.H. Moch. Mansyur No. 8/B-2 Jakarta Pusat 10140 dekat Roxi (Hasyim Ashari) Jakarta Pusat 10140 – Lihat Peta
Pukul 18.30-21.00 WIB

Investasi: Rp. 650.000,- per orang

Materi yang akan dipelajari

  • Pengaturan fungsi kamera digital
  • Pengenalan lensa dan cara mengunakannya
  • Mengendalikan exposure dan membuat foto yang bagus dan kreatif
  • Pengenalan dan penggunaan flash (di kamera dan eksternal)

Cara Mendaftar

  • Transfer bank atas nama Enche Tjin via Bank BCA: 4081218557 via Bank Mandiri: 1680000667780
  • Konfirmasi melalui e-mail (email: infofotografi@gmail.com), sms atau telepon (085813183069 / 085883006769) dengan menyertakan nama peserta dan nama penyetor.
  • Datang di hari H sesuai dengan jadwal yang tercantum

Extension Tube : Aksesoris untuk fotografi makro (Macro Photography)

$
0
0

Saat Anda memfokuskan sebuah lensa, semakin jauh lensa dari sensor gambar (image sensor) semakin dekat fokusnya. Tapi jarak antara lensa dan sensor terbatas, maka ada batasan seberapa dekat kita bisa memfokuskan lensa ke subjek foto.

Dengan menambahkan extension tube (tabung tambahan) antara lensa ke badan kamera, kita bisa menambah jarak antara lensa dan sensor gambar, sehingga dapat fokus lebih dekat daripada biasanya. Dengan kemampuan ini, subjek yang difoto terlihat semakin besar.

Tiga extension tube TTL+Autofocus untuk kamera DSLR Canon

Tiga extension tube TTL+Autofocus untuk kamera DSLR Canon

Extension tube ini berbentuk seperti tabung yang dalamnya bolong, tidak ada isinya. Biasanya memiliki beberapa ukuran, semakin besar/tebal tabungnya, semakin banyak ruang maka semakin besar perbesarannya. Jika ukuran extension sama dengan panjang fokal (focal length) lensa, Anda bisa mendapatkan perbesaran 1:1 seperti sebagian besar lensa makro. (Baca: Serba-serbi lensa makro).

Contohnya jika memakai lensa berjarak fokus 65 mm (jika memiliki lensa zoom, bisa di zoom ke 65mm), maka dengan menumpukkan ketiga tube (31+21+13mm) maka Anda akan mendapatkan perbesaran 1:1.

Extension tube bisa ditumpukkan untuk mendapatkan jarak yang lebih panjang. Untuk fotografi benda-benda kecil, lebih cocok mengunakan lensa dengan focal length yang panjang supaya ada jarak yang cukup antara kamera dengan subjek foto dan latar belakang lebih blur.

Keunggulan aksesoris ini dibandingkan dengan filter close-up atau converter adalah, kualitas foto akan tetap terjaga karena tidak ada elemen optik di dalam tabung. Kekurangannya, memakai extension tube berarti mengurangi cahaya yang masuk ke sensor gambar. Semakin panjang, semakin banyak cahaya yang berkurang, maka itu lebih cocok digunakan di outdoor saat cuaca cerah, atau memakai bantuan tripod. Kelemahan lainnya adalah kita tidak bisa memfokuskan lensa ke tak terhingga (yang jauh sekali).

Saat membeli extension tube, saran saya belilah yang memiliki fungsi TTL (through the lens) dan autofokus. Dengan demikian, kita bisa memotret dengan leluasa seperti tidak memakai extension tube. Jika tidak memiliki kedua fitur itu, kita harus memaju-mundurkan kamera sampai mendapatkan fokus dan harus mencoba-coba setting terang gelap yang pas sendiri. Pastikan aksesoris ini cocok untuk kamera masing-masing.

Extension tube yang saya pakai diatas adalah Extension tube Aputure. Tersedia untuk kamera DSLR Canon atau Nikon. Paketnya berisi tiga buah extension tube berukuran 13mm, 21mm, dan 31mm. Bisa dipesan melalui toko online Ranafotovideo.com atau hubungi 0858 1318 3069.

Dibawah ini adalah contoh foto dengan extension tube dan tidak.

Hasil foto dengan lensa Canon 40mm f/2,8 dipasangkan dengan extension tube 21mm

Hasil foto dengan lensa Canon 40mm f/2,8 dipasangkan dengan extension tube 21mm, tanpa kroping

Lensa 40mm f/2.8 tanpa extension tube, sekitar 30cm dari kamera.

Lensa 40mm f/2.8 tanpa extension tube, sekitar 30cm dari kamera, tanpa kroping

Dorongan untuk membeli kamera dan lensa

$
0
0
Koleksi kamera jadul. Hati-hati jamuran! :)

Koleksi kamera jadul. Awas jamuran! :) Foto Silvio Coelho – Wikimedia Commons

Sebelum saya berangkat jalan-jalan, atau menerima job foto baru, saya selalu ingin membeli sesuatu, entah kamera, lensa, atau aksesoris lainnya. Rasanya kurang afdol jika belum beli sesuatu yang baru.

Memang, kalau sudah kecanduan belanja, sulit disembuhkan, apalagi kalau limit kartu kredit dan ada tawaran cicilan 0% masih ada. Meski sebenarnya saya tidak membutuhkan kamera atau lensa baru, tapi saya selalu berusaha meyakinkan diri saya sendiri dengan berbagai alasan bahwa saya perlu peralatan baru tersebut.

Di tahun ini, saya berusaha menekan dorongan untuk membeli yang baru-baru. Dan usaha saya bisa dibilang lumayan, meskipun belanjaan tetap ada saja, tapi tidak sebanyak tahun lalu.  Salah satu belanjaan tahun ini adalah kamera Canon 650D, yang memang dibutuhkan untuk kupas tuntas kamera DSLR Canon dan saat gak ada kelas, kameranya dipakai istri saya. Tahun ini, jumlah belanja saya hanya setengahnya tahun lalu.  Tahun ini saya juga menjual dua kamera bekas yaitu Sony NEX 6 dan Canon 550D sehingga net pengeluarannya relatif rendah.

Lima-enam tahun yang lalu, belanja fotografi saya lebih banyak lagi. Setengah dari belanjaan dipakai untuk bekerja, setengahnya sekedar ingin coba-coba saja. Positifnya saya jadi bisa kenal banyak kamera, lensa dan bisa membuat review. Tapi gak enaknya adalah waktu dan uang di bank menguap dalam waktu singkat. Sebagian besar juga saya jual lagi karena gak cocok dan jarang dipakai.

Sebenarnya, sebelum berangkat tour fotografi Kamboja akhir November ini, saya tertarik membeli lensa lagi, yaitu Nikkor 70-200mm f/4 VR yang ukurannya ringkas dan optiknya tajam. Harganya sekitar 15 juta. Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, sepertinya gak perlu, karena saya sudah punya lensa Sigma 70-200mm f/2.8 Macro HSM yang agak berat (1.5 kg) tapi kualitasnya oke :)

Belajar dari tahun ini saya ingin berbagi tips sebelum berbelanja

  1. Cari tau dan tanya-tanya dulu secara mendalam tentang kamera, lensa, atau aksesoris yang ingin dibeli. Apakah cocok? Seringkali, kamera dan lensa termahal belum tentu cocok dan praktis digunakan.
  2. Renungkan apakah dorongan untuk membeli itu karena kebutuhan atau keinginan sesaat. Jangan terburu-buru, tunggu sekitar dua minggu. Jika dorongan itu melemah atau menghilang, kemungkinan besar dorongan membeli hanya hasrat sesaat.
  3. Diskusi dengan istri sering membantu. Saya sering menanyakan Iesan yang sifatnya lebih hati-hati dan hemat dari saya. Biasanya dia bisa memberi input yang bagus.
  4. Jangan beli kamera atau lensa yang baru diluncurkan. Tunggulah sekitar 3-4 bulan. Karena kadang-kadang yang baru diluncurkan bermasalah. Contohnya Nikon D600 yang saya beli tahun lalu ternyata bermasalah dengan partikel oli dan debu di sensor gambar. Waktu itu saya buru-buru membeli D600 yang baru dikeluarkan tanpa diskusi dulu dengan istri karena sedang pulang kampung.
  5. Bersyukur dengan peralatan yang sudah dimiliki, sambil membayangkan betapa semangatnya saat Anda membeli kamera/lensa dan mengunakannya untuk pertama kalinya.
  6. Manfaatkan dulu yang sudah ada, keterbatasan gear kita akan merangsang kreativitas dan semakin kita investasikan waktu ke fotografi, semakin sedikit kita memikirkan untuk membeli gear baru.
  7. Jika kita sudah punya kamera/lensa, dan ternyata tidak cocok, atau jarang dipakai, daripada duduk manis di lemari mengumpulkan debu dan jamuran, pertimbangkan untuk menjualnya, terutama kamera yang harganya terus menurun.

Workshop Creative Lighting dengan Flash

$
0
0

Workshop baru ini merupakan workshop yang intensif yang menekankan pada praktik. Di akhir workshop ini peserta akan memahami konsep pencahayaan dan teknologi flash dan mampu membuat foto yang menarik dan kreatif. Cocok untuk yang ingin mempelajari fotografi still life, produk, liputan dan portrait.

Mix lighting dengan flash dan senter - Oleh Albertus Adi Setyo

Mix lighting dengan flash dan senter – Oleh Albertus Adi Setyo

Materi yang dipelajari untuk hari pertama Tgl 14 Desember 2013
Pukul 10.00 sampai 16.00 WIB

  • Dasar lighting: sifat berbagai sumber cahaya
  • Mengerti fungsi tombol-tombol dan menu lampu flash
  • Mengenal aksesoris untuk flash dan sifatnya
  • Mengunakan fungsi TTL (Auto flash) dan Manual
  • Praktik foto liputan dengan flash
  • Dasar-dasar off camera flash / strobist
  • Mengenali sifat-sifat berbagai objek foto
  • Mengunakan benda-benda sehari-hari seperti cermin, kertas, sebagai pendukung
  • Setting foto dengan mengunakan lebih dari satu flash
  • Praktik memotret objek foto dengan mengunakan beberapa flash

Materi hari kedua Tgl 15 Desember 2013
Pukul 10.00 sampai 16.00 WIB

  • Memadukan flash dengan cahaya matahari
  • Belajar mengunakan fitur High Speed Sync
  • Belajar special effect light painting
  • Belajar setting lampu high key dan low key
  • Belajar Stroboscopic effect (repeating flash)
  • Kreatif dengan filter warna (color gel)
  • Praktik dengan model manusia dan objek foto still life

Instruktur: Albertus Adi Setyo, lulusan jurusan advertising yang kini bekerja sebagai fotografer freelance untuk media cetak dan korporat. Jenis fotografi yang disukainya yaitu membuat photo essay dan still life.

Biaya: Rp. 950.000,-
Termasuk makan siang, snack & coffee break, model foto, hand-out materi.

Tempat belajar: Jl. Moch. Mansyur (Imam Mahbud) No. 8B-2 Jakarta Pusat 10140. Dekat persimpangan Roxi (Hasyim Ashari). Sebelah bank Bumiputra dan Cuci cetak Sinar Matahari. Lihat Peta.

Peserta maksimum 8 orang saja.

Persyaratan: Membawa kamera dengan flash, merek apa saja tidak masalah asal bisa diatur secara manual. Sebaiknya mengenal dasar fotografi dan cara mengatur ISO, shutter speed, aperture dan mengunakan lensa.

Info pendaftaran 0858 1318 3069

Cara Mendaftar

  • Transfer bank atas nama Enche Tjin via Bank BCA: 4081218557 via Bank Mandiri: 1680000667780
  • Konfirmasi melalui e-mail (email: infofotografi@gmail.com), sms atau telepon (085813183069 / 085883006769) dengan menyertakan nama peserta dan nama penyetor.
  • Datang di hari H sesuai dengan jadwal yang tercantum
Flash dengan color gel

Flash dengan color gel

Flash dan color gel

Flash dan color gel

Memotret momen yang tepat – decisive moment

$
0
0

Momen yang tepat dalam memotret sulit dideskripsikan, tapi bisa dirasakan atau dilihat. Momen yang tepat (decisive moment) pertama kali didefinisikan oleh fotografer asal Perancis, Henri Cartier Bresson, yang mengatakan:

“The decisive moment, it is the simultaneous recognition, in a fraction of a second, of the significance of an event as well as the precise organization of forms which gives that event its proper expression.”

Henri Cartier-Bresson

Maksudnya dalam bahasa sehari-hari kurang lebih adalah: Ada momen dan komposisi yang paling baik untuk menceritakan sebuah peristiwa.

Merupakan tanggung jawab dari fotografer untuk menyadari kapan momen tersebut terjadi dan menangkapnya.

Definisinya ini bisa dipecah jadi dua hal:

  1. Pentingnya menangkap momen yang penting (klimaks) dari sebuah aksi
  2. Komposisi (posisi/susunan elemen-elemen foto dan latar belakang)  harus harmonis dan cocok untuk ceritanya.

Jadi tidak mudah memotret “decisive moment” ala Henri karena selain momennya harus tepat, komposisinya harus cocok. Atau sebaliknya, gak cukup hanya komposisi yang cocok, tapi momennya juga harus pas.

Untuk meningkatkan kemungkinan untuk mendapatkan decisive moment, kita harus selalu siap dengan kamera dan lensa, sabar menunggu dan mengaktifkan fungsi foto berturut-turut.

Cara populer lainnya yaitu mencari latar belakang yang menarik terlebih dahulu, dan menunggu sampai ada subjek menarik yang lewat.

Saat ke Kamboja dua tahun yang lalu (2011), dari jauh saya melihat ada sebuah perahu yang berisi seorang remaja dan orang tuanya mendekati perahu saya. Saya melihat ekspresi mata remaja ini dipenuhi oleh determinasi yang tinggi. Lalu saya mulai membidik dan memotret satu per satu.

Sequence moment yang tepat

Sequence foto untuk mencari foto dengan momen yang tepat, ISO 800, Shutter speed 1/1600 detik, f/5.6, 200mm

Dari beberapa foto diatas, foto yang kedua saya rasa termasuk foto decisive moment karena dari ekspresi, dan komposisinya lebih pas dan harmonis dibandingkan dengan foto-foto yang lain.

Di olah digitalnya (dengan Lightroom), saya krop aspek rasio-nya menjadi 4:3 supaya tidak terlalu panjang/tinggi, dan kemudian mengubah foto menjadi hitam putih, dan meningkatkan kontrasnya agar supaya pemirsa dapat lebih berkonsentrasi ke bentuk dan momennya dan tidak terganggu dengan berbagai warna yang ada di dalam foto.

Di Kampong Khleang, danau Tonle Sap, dekat Siem Reap, Kamboja

Di Kampong Khleang, danau Tonle Sap, dekat Siem Reap, Kamboja

Melalui post ini, saya juga mau pamit bentar, bawa murid dan teman-teman untuk foto-foto di Kamboja sampai tanggal 1 Desember 2013. Pendaftaran workshop/seminar/kursus tetap buka. infofotografi@gmail.com dan telp 0858 1318 3069.

Bagi yang ingin belajar editing dengan Lightroom (sederhana, cepat tapi bagus) bisa periksa jadwalnya di halaman jadwal kursus editing.

Apa itu foto Human Interest?

$
0
0

Fotografi human interest (HI) adalah potret dari kehidupan seseorang yang menggambarkan suasana/mood dan menimbulkan simpati dari orang yang melihatnya.

Awalnya, human interest photography lebih termasuk kedalam bagian dari fotojurnalisme, yaitu menggambarkan kehidupan dan interaksi manusia dengan lingkungannya, dan lalu bertujuan supaya mengetuk hati orang-orang untuk bersimpati dan melakukan sesuatu untuk membantu subjek foto.

Di dalam fotojurnalisme, human interest termasuk dalam bagian feature. Bagian ini biasanya sisipan dan bukan untuk berita utama. Kategori human interest lebih banyak tentang kehidupan individu atau masyarakat biasa yang jarang diulas.

Human Interest cukup luas cakupannya tapi sering dicampur-adukkan adukkan dengan kategori lain seperti Portrait photography, culture photography (budaya), street photography, travel photography, conceptual photography, dll.

Kebanyakan foto human interest adalah menggambarkan kehidupan masyarakat dengan ekonomi lemah atau di daerah pedalaman, tapi sebenarnya human interest tidak membatasi pada subjek masyarakat kelas bawah saja, tapi juga termasuk potret keberhasilan dari masyarakat kelas atas.

Foto human interest bisa terdiri dari satu foto atau rangkaian foto yang bercerita (photo story/essay).

Tips dalam memotret Human Interest

  • Untuk membuat foto human interest yang bagus, dibutuhkan karakter yang kuat/menarik, ekspresi yang hidup dan cerita yang menyentuh.
  • Human interest biasanya dibuat dengan candid, yaitu orang yang dipotret tidak merasa difoto, tidak diarahkan oleh fotografer/penata gaya sehingga berkesan alami dan orisinil. Jika diarahkan dan setting lampu, special effect, atau olah digital/manipulasi secara berlebihan, jadinya hasil foto lebih cocok masuk dalam kategori portrait atau conceptual photography.
  • Momen dalam memotret sangat penting, menguasai pengaturan kamera merupakan keharusan.
  • Masih kaitannya dengan menangkap momen, gunakan foto berturut-turut untuk menangkap momen yang setiap detiknya berubah dengan cepat.
  • Lensa telefoto yang memiliki jarak fokus antara 50-300mm akan membantu untuk memotret secara candid, meskipun lensa menengah dan lebar juga bisa untuk human interest jika Anda memiliki hubungan yang baik dengan subjek foto.
  • Memotret dengan kamera compact bisa juga efektif terutama memotret dari jarak dekat. Subjek tidak akan merasa terintimidasi dan bereaksi seperti saat kita mengunakan kamera DSLR dan lensa yang besar.
  • Komposisi yang baik adalah yang menonjolkan ekspresi atau bahasa tubuh subjek foto dari lingkungan hidupnya.
Anak Nelayan yang hidup di rumah terapung di danau Tonle Sap Lake, Kamboja. Lensa telefoto 200mm f/2.8 1/640 detik, ISO 160

Anak Nelayan yang hidup di rumah terapung di danau Tonle Sap Lake, Kamboja. Lensa telefoto 200mm (ekuiv FF), f/2.8 1/640 detik, ISO 160

Penjual sayuran di pasar tradisional Kamboja. Meskipun miskin, tapi nenek ini tetap happy dalam menjalani hidup. ISO 160, 28mm (ekuiv. FF, f/2.5, 1/90 detik). Dengan kamera compact saya bisa membuat foto yang lebih intimate tanpa mengintimidasi subjek foto.

Penjual sayuran di pasar tradisional Kamboja. Meskipun miskin, tapi nenek ini tetap happy dalam menjalani hidup. ISO 160, 28mm (ekuiv. FF, f/2.5, 1/90 detik). Dengan kamera compact saya bisa membuat foto yang lebih intim/dekat tanpa mengintimidasi subjek foto.

Ayo belajar fotografi – jadwal dapat dibaca di halaman ini

Lensa-lensa istimewa keluaran tahun 2013

$
0
0

Ada sekitar 60 lensa yang diumumkan tahun 2013 ini, sebagian besar lensa merupakan penyempurnaan dari lensa yang sudah ada, ataupun sebagai pelengkap koleksi lensa sistem mirrorless yang baru. Beberapa diantaranya yang menurut saya istimewa karena unik, atau kualitasnya sangat baik, yaitu antara lain:

1. Panasonic 12-32mm f3.5-5.6 Harga +/- 3-4 juta
Lensa ini menarik karena ukurannya sangat kecil dan ringan dan cakupannya sedikit lebih lebar dari lensa kit biasa. Ideal dipadukan dengan Panasonic GM1 atau kamera mirrorless Panasonic dan Olympus.

Kualitas lensa kit biasanya biasa saja atau jelek, tapi menurut review ini, 12-32mm menandingi lensa Olympus 12-50mm yang dipaketkan dengan Olympus OMD EM5. Karena ukurannya yang sangat kecil, kamera ini cocok digunakan untuk minimalist travel photography.

Lensa Panasonic 12-32mm yang sangat mungil

Lensa Panasonic 12-32mm yang sangat mungil

2. Sigma 18-35mm f1.8 DC Harga $799
Adalah lensa zoom yang mengejutkan karena biasanya lensa zoom tidak ada yg memiliki bukaan lebih besar dari f/2.8. Menurut beberapa review, lensa ini kualitasnya sangat baik.

Ada beberapa kelemahan yg mungkin membuat lensa ini kurang populer antara lain jarak fokusnya agak tanggung, tidak ada stabilizer dan harganya cukup tinggi. Cocok untuk foto indoor/kondisi cahaya gelap. Lensa ini hanya cocok untuk kamera DSLR bersensor krop/APS-C. Contoh foto bisa dilihat disini.

3.  Sony E 16-70mm f4 Zeiss OSS Harga $999
Lensa ini penting bagi pemakai Sony NEX yg kecewa dgn kualitas lensa zoom kit 16-50mm atau 18-55mm nya. Lensa buatan Zeiss ini memiliki standar kualitas yg tinggi dan ukurannya tidak begitu besar dan berat (7.5 cm dan 300 gram) sehingga masih cocok untuk traveling. Lensa ini juga sudah dilengkapi dengan peredam getar (OSS). Sayangnya harganya cukup tinggi yaitu sekitar $999.

4. Nikkor 80-400mm f/4.5-5.6 VR Harga $2699
Lensa telefoto zoom ini cukup praktis bagi fotografer amatir atau pro untuk fotografi wildlife atau sport photography. Kualitas foto yang dihasilkan konsisten dari 80 ke 400mm. Ukurannya dan beratnya tidak berbeda jauh dengan 70-200mm f/2.8 VR. Komprominya, bukaan lensa yang agak kecil membuatnya tidak begitu praktis untuk memotret di kondisi cahaya yang gelap.

5. Pentax 20-40mm f2.8-4 HD WR Harga $999
Lensa zoom yang desainnya cukup unik, berukuran relatif kecil dengan kualitas badan kamera dari logam dan weather resistant. Secara optik, Lensa ini sangat bagus dan bukaannya juga relatif besar. Sayangnya rentang zoomnya tidak terlalu lebar dan panjang (agak tanggung) sehingga gak semua orang akan menyukainya.

Tapi akan sangat cocok jika jatuh ditangan fotografer yg terbiasa dengan jarak fokus lensa 20-40mm (ekuivalen dengan 35-60mm).  Beratnya hanya 283 gram dan panjang lensa 6.85 cm. Cocok untuk travel photography dan natural portrait.

Pentax 20-40mm saat dipasang dengan Pentax K3

Pentax 20-40mm saat dipasang dengan Pentax K3

6. Fujifilm 23mm f/1.4 Harga $899
Lensa fix berbukaan besar ini cocok untuk street photography dan natural portrait. Desain lensa ini mengikuti lensa di jaman dulu. Untuk mengubah nilai bukaan/aperture kita memutar cincin aperture di lensa. Ada juga indikasi hyperfokal distance yang sangat berguna untuk memotret landscape dan street photography. Kualitas gambar dari lensa ini sangat baik, terutama di f/2.8-f/5.6. Puncak ketajamannya di f/4. Jarak fokusnya ekuivalen dengan 35mm di kamera full frame.

Fuji 23mm f/1.4

7. Canon 200-400mm f/4 ext. tube 1.4x built-in Harga $11.699
Lensa idaman fotografer wildlife profesional ini memiliki keunikaan yaitu punya ext. tube 1.4x yg sudah terpasang. Saat diaktifkan, jangkauan lensa 1.4x lebih panjang yaitu maksimalnya 560mm dan maksimum bukaannya berkurang 1 stop menjadi f/5.6. Adanya teleconverter yang terpasang dalam kamera memudahkan fotografer pro di lapangan. Praktis karena tidak perlu repot pasang copot.

Kualitas gambar yang dihasilkan dan ketahanan lensa terhadap cuaca atau lingkungan yang buruk tidak diragukan lagi, namun lensa ini tidak praktis untuk fotografer amatir karena berat (3.6 kg) dan harganya sangat tinggi.

lensa-canon-200-400mm

Tuas untuk mengaktifkan extender 1.4x

Tuas untuk mengaktifkan lens extender 1.4x

8. Zeiss Otus 55mm f/1.4 Harga $3999
Boleh dibilang, lensa ini adalah lensa DSLR terbaik di jarak fokus 50-60mm. Meskipun saingannya banyak, dari yang murah meriah 50mm f/1.8 sampai Nikkor 58mm f/1.4 yang baru, Zeiss Otus muncul sebagai jawaranya dengan kualitas foto yang nyaris sempurna. Dengan kualitas seperti itu, Zeiss menset harga yang tinggi juga. Sayangnya lensa ini tidak bisa autofokus dan termasuk lensa yang berat (hampir 1 kilogram). Contoh gambar bisa dilihat disini.

zeiss-otus-55mm-f1-4

Tip editing: Kontras tinggi dan kontras rendah

$
0
0

Kebanyakan foto yang menarik memiliki kontras yang tinggi, dan memang untuk kebanyakan foto, kontras tinggi lebih menarik. Apa itu kontras? Kontras adalah tingkat perbedaan antara terang gelap, Semakin berbeda terang dan gelap dalam suatu foto, semakin tinggi kontrasnya. Sebaliknya semakin rendah perbedaannya semakin rendah kontrasnya.

Saat cuaca cerah, pemandangan sunset biasanya memiliki kontras yang tinggi

Saat cuaca cerah, pemandangan sunset biasanya memiliki kontras yang tinggi

Di foto yang kontrasnya tinggi, bagian yang gelap akan sangat gelap dan bagian yang terang akan sangat terang. Contoh foto kontras tinggi adalah foto siluet pohon dengan latar belakang langit yang terang sekali/putih. Di foto high contrast ini, pemirsa akan cepat melihat bentuk yang menonjol. Foto dengan kontras tinggi sering digunakan dalam berbagai foto portrait atau pemandangan untuk memberikan kesan pencahayaan yang dramatis. Secara alami, kontras foto akan tinggi saat pencahayaannya keras.

Low contrast/kontras rendah tidak memiliki perbedaan yang mencolok antara terang dan gelap secara signifikan. Di foto hitam putih, kebanyakan tonal yang ada adalah abu-abu. Foto yang kontrasnya rendah menyiratkan perasaaan ringan dan lembut. Secara alami, kontras foto akan rendah saat memotret pemandangan sore hari yang berkabut dan mendung. Di dalam studio, mengunakan aksesoris lampu tertentu seperti softbox berukuran besar  dapat melembutkan cahaya dan menurunkan kontras.

Proses editing juga berperan dalam mengatur kontras sebuah foto. Software pengolah foto sekarang semakin canggih dan mudah dalam menaikkan atau menurunkan kontras foto.

Kiri: kontras rendah. Kanan: kontras tinggi - Lokasi Ta Phrom, Angkor, Kamboja

Kiri: kontras rendah. Kanan: kontras tinggi – Lokasi Ta Phrom, Angkor, Kamboja

Meskipun foto diatas adalah foto yang sama, pemilihan editing di bagian kontras (contrast) akan membuat suasana foto yang sama sekali berbeda. Foto sebelah kiri kontras dari foto saya turunkan. Akibatnya suasananya terkesan lebih lembut. Sebagian besar tonalnya adalah abu-abu.

Sedangkan di sebelah kanan, kontras foto saya naikkan sehingga bagian yang terang akan terang sekali (putih) dan bagian yang gelap, gelap sekali (hitam). Suasana yang timbul adalah suasana yang dramatis, misterius dan agak menyeramkan.

Dari contoh foto diatas memilih untuk menaikkan kontras atau menurunkan tergantung dari keinginan masing-masing.


Belajar foto editing bersama saya yuk. Jadwal terdekat bisa dibaca disini.

Viewing all 1544 articles
Browse latest View live