Quantcast
Channel: InfoFotografi
Viewing all 1544 articles
Browse latest View live

Liputan tour fotografi Yunnan – Yuanyang, Dongchuan, Kunming

$
0
0

Tour fotografi kali ini boleh dibilang salah satu yang paling unik dan menantang yang pernah saya organisir. Tema utama tour Yunnan adalah pemandangan/landscape terutama daerah pegunungan. Kali ini rombongan yang berjumlah 11 orang (awalnya berjumlah 13 orang, tapi 2 orang pada saat-saat terakhir berhalangan).

Stone Forest, 86 km dari Kunming, Yunnan

Stone Forest, 86 km dari Kunming, Yunnan

Ada tiga tempat utama yang kita kunjungi dalam tour berdurasi seminggu ini, yaitu Dongchuan red land (baca: Tung Chuan), Stone Forest, dan Yuanyang rice terrace. Setiap tempat memiliki keunikan yang menarik. Dongchuan unik karena tanahnya berwarna jingga kemerahan dan ditanami penduduk sekitar dengan berbagai tanaman. Stone Forest di dekat kota Kunming terkenal karena batu-batuan raksasa seakan-akan muncul dari bumi, dan Yuanyang yang terkenal dengan pematang sawahnya yang sangat luas di daerah pegunungan. Selain itu, kita juga sempat menjelajahi kota tua, beberapa desa penduduk sekitar.

Dongchuan, Yunnan

Dongchuan, Yunnan

Cuaca yang dihadapi sangat bervariasi antara satu tempat ke tempat yang lain, di Dongchuan , cuaca cerah tanpa awan dengan sedikit kabut di pagi dan sore hari. Di Stone Forest, suhu sangat dingin di pagi hari (sekitar 5 derajat Celcius) dan berubah drastis menjadi 19 derajat Celcius di siang harinya. Di Yuanyang, kabut menutupi pemandangan hampir sepanjang hari. Kondisi cuaca yang berubah-ubah secara ekstrim ini benar-benar menguji fisik dan mental peserta tour. Butuh tingkat kesabaran yang cukup tinggi, terutama saat berkunjung ke daerah pegunungan di Yuanyang (1100 meter diatas permukaan air laut).

Saat di Yuanyang Hani rice terrace, kita tidak beruntung karena kabut sangat tebal menutupi sebagian besar pematang-pematang sawah yang baru dianugrahi UNESCO sebagai world heritage site. Kondisi berlangsung selama 2-3 hari berturut-turut sempat membuat peserta tour menjadi lemas karena sebagian besar pemandangan tertutup kabut yang sangat tebal dengan jarak pandang hanya sekitar 3-5 meter saja.

Kapan ya, kabut ini akan sirna?

Kapan ya, kabut ini akan sirna? Foto oleh Iesan

Tapi the trip must go on, di hari terakhir kita di Yuanyang, dengan semangat pantang menyerah, kita tetap berusaha menunggu matahari terbit di Duoyishu, salah satu spot populer untuk memotret sunrise. Sebagian besar peserta tetap bangun pagi dan berjalan kaki dalam kondisi cuaca dingin berkabut tebal selama 15 menit. Di gardu pandang, banyak fotografer menantikan sunrise, tapi ironisnya, pemandangan 100% tertutup kabut. Akhirnya di jam 7.40, Kabut tiba-tiba sirna sehingga pemandangan pematang sawah legendaris dan desa Pugao tersingkap. Kejadian itu berlangsung sebentar saja, dalam 15 menit, kabut kembali menutupi pemandangan.

Setidaknya, kami berhasil melihat pemandangan dan mengabadikannya dalam beberapa foto, meskipun kondisi cuaca dan pencahayaan tidak ideal seperti yang kami harapkan, tapi kami bersyukur setidaknya berkesempatan menikmati pemandangan, meskipun hanya 15 menit saja. Setidaknya usaha berangkat pagi-pagi dan menunggu di kondisi cuaca dingin tidak sia-sia belaka.

Pemandangan seperti ini hanya berlangsung sekitar 15 menit, setelah itu kabut tebal menutup pemandangan kembali

Pemandangan seperti ini hanya berlangsung sekitar 15 menit, setelah itu kabut tebal menutup pemandangan kembali

Terima kasih kepada semua peserta tour yang sudah sabar, dan kompak saling membantu dan memperhatikan satu-sama lain. Semoga kita dapat berjumpa kembali di tour fotografi selanjutnya yaitu ke Singapore, tanggal 25-27 April 2014.


Cara membuat Preset Manual WB di kamera DSLR Nikon

$
0
0

Di bahasan sebelumnya saya menulis tentang akurasi warna dalam fotografi, dan salah satu cara untuk mendapat foto yang warnanya akurat adalah dengan memilih White Balance (WB) di kamera yang tepat. Selain memilih Auto WB atau simbol-simbol WB yang ada, kita bisa juga melakukan membuat Preset WB secara manual, guna mendapat hasil yang lebih akurat lagi. Syaratnya kita mesti punya obyek putih untuk menjadi bahan pengukuran.

Custom WB Nikon

Kali ini saya akan bahas langkah demi langkahnya, mulai dari kamera DSLR Nikon pemula (D3000 dan D5000 series) :

WB measure

  1. Siapkan obyek putihnya, paling gampang adalah selembar kertas putih kira-kira ukuran A4. Letakkan kertas ini dibawah sumber cahaya yang akan kita pakai untuk memotret nantinya.
  2. Ambil kamera, dalam hal ini DSLR Nikon pemula, lalu masuk ke menu WB, pilih Preset Manual lalu tekan panah kanan.
  3. Pilih Measure, lalu tekan OK. Bila ada pertanyaan untuk overwrite existing data, pilih saja OK.
  4. Foto kertas yang sudah kita siapkan, pastikan semua bidang hasil foto harus berwarna putih. Kalau sulit untuk mendapat fokus, pakai saja manual fokus.
  5. Setelah foto diambil, kita bisa mulai memotret. Saat ini setting WB sudah disesuaikan dengan sumber cahaya yang dipakai, sehingga hasilnya sudah akurat dan konsisten selama sumber cahayanya masih sama.

WB nikon pemula

Catatan :

Bila kita sudah punya foto kertas putih, saat memilih WB Preset Manual tidak perlu Measure lagi, cukup pilih Use photo, lalu tekan kanan dan akan muncul foto yang tadi diambil. Pilih fotonya (arahkan ke This image atau Select image tergantung foto yang ada) lalu tekan tombol OK. Harap diingat foto yang bisa dipakai adalah foto yang diambil dengan sumber cahaya yang sama dengan tempat kita akan memotret. Kalau sumber cahayanya beda, kita harus foto/measure ulang. Walau ada cukup banyak langkah yang mesti ditempuh sebelum memotret, tapi hasilnya bisa akurat dan konsisten dibanding Auto WB atau preset lainnya. 

Di DSLR Nikon kelas menengah canggih seperti D7000 keatas, langkahnya agak sedikit berbeda, walau prinsipnya sama saja.

WB pre

Langkahnya adalah :

  1. Tekan dan tahan tombol WB.
  2. Putar roda belakang sampai muncul PRE di layar (dan di pojok kanan bawah LCD kecil), dan muncul juga tulisan d-0.
  3. Sambil tetap menahan tombol WB, putar roda depan untuk memilih d-0 sampai d-4 (kita tentukan sendiri hasil pengukuran nanti mau disimpan di data bank nomor berapa).
  4. Lepas tombol WB yang tadi ditahan.
  5. Tekan dan tahan lagi tombol WB sampai tulisan PRE mulai berkedip, lalu lepaskan tombol WB. PRE akan terus berkedip selama 6 detik.
  6. Saat pre berkedip, arahkan kamera ke kertas putih lalu ambil foto. Jangan kuatir, hasil fotonya memang tidak muncul di monitor.
  7. Lihat LCD kecil, kalau ada tulisan Good berkedip artinya proses tadi berhasil. Kalau gagal tulisannya adalah no Gd berkedip.

Nikon_D600 custom WB

Tipsnya, saat memotret kertas putih tadi, hindari ada bayangan yang mengganggu pengkuran. Selain kertas putih bisa juga pakai kertas abu-abu yang cukup terang atau pakai greycard.

Yuk ikuti kelas kupas tuntas DSLR Nikon bersama kami di infofotografi, supaya bisa memaksimalkan kamera yang sudah kita punya.

 

Buku Kursus editing Adobe Lightroom untuk pemula

$
0
0

Sudah cukup lama saya mengajar Adobe Lightroom untuk pemula dan setiap kelas selalu ditanya kapan membuat buku Lightroom supaya bisa menjadi buku petunjuk bagi yang ingin belajar secara otodidak atau menjadi bahan referensi bagi yang telah mengikuti kursus editing. Sejak tahun 2008 yang lalu, saya selalu mengunakan Adobe Lightroom untuk mengelola foto saya yang jumlahnya mencapai ratusan ribu dan juga untuk mengolah foto menjadi lebih menarik. Saya menyukai Lightroom karena tidak sulit, sederhana, dan cepat untuk memproses satu dan berbagai foto sekaligus. Alasan lainnya bisa dibaca di artikel ini.

Buku “Kursus editing Adobe Lightroom untuk pemula” menjawab permintaan pembaca dan alumni Infofotografi. Dengan mengikuti langkah-langkah di buku ini seakan-akan Anda akan ikut kursus editing Lightroom yang biasa saya lakukan di kelas. Dalam buku ini, saya bekerjasama dengan istri saya, Iesan, yang melengkapi tulisan dan contoh-contoh gambar dan ilustrasi untuk memudahkan kita untuk belajar. Ukuran buku sengaja dibuat lebih besar dari buku-buku standar yaitu 25 x 21 cm. Hampir setiap halaman disertai oleh ilustrasi dan tulisan yang berukuran cukup besar sehingga mudah dibaca dan diikuti. Buku ini dicetak dengan jumlah terbatas dan hanya dijual melalui Infofotografi.com

Cover buku Adobe Lightroom daftar-isi-buku-lightroomcontoh-buku-lightroom-3 contoh-buku-lightroom-1 contoh-buku-lightroom-2
Spec buku

  • 100 halaman, Full color
  • Ukuran buku 25 X 21 cm
  • Bahan cover Art Carton 260 gram Laminating DOFF
  • Kertas berkualitas tinggi 150 gram

Harga Rp 150.000 belum termasuk ongkos kirim

Harga spesial untuk alumni kursus editing dengan Adobe Lightroom Rp 100.000

Buku ini hanya bisa dipesan melalui Infofotografi.com atau ranafotovideo.com

Anda juga bisa mendapatkan buku ini di alamat : Jl. Moch. Mansyur 8B2 (Jl. Imam Mahbud) Jakarta  Pusat 10140

(Harap membuat janji via 0858 1318 3069 sebelum datang)

Atau bisa dikirim dengan jasa JNE ( ongkos kirim ditanggung pemesan ). Maaf, kami tidak menerima COD.

Cara memesan

1. Hubungi saya via sms 0858-1318-3069 atau infofotografi@gmail.com dengan nama dan alamat lengkap yang dituju untuk menghitung ongkos kirim. (via JNE).

2. Transfer bank atas nama Enche Tjin via Bank BCA: no rek. 4081218557 via Bank Mandiri: no rek no rek. 1680000667780

3. Konfirmasi melalui e-mail, sms atau telepon (0858-1318-3069) dengan menyertakan nama dan alamat lengkap

Kendala memotret human interest di China

$
0
0

Memotret foto human interest berupa portrait kehidupan orang lokal saat jalan-jalan itu menyenangkan, tapi banyak kendalanya untuk mendapatkan foto yang bagus. Kendala pertama yaitu dari dalam diri sendiri. Seringkali kita merasa tidak nyaman saat ingin memotret. Misalnya kita merasa malu untuk meminta izin sebelum memotret, atau merasa takut jika ada yang menolak atau marah-marah-marah.

Pada dasarnya, kita memang boleh memotret orang-orang yang berada di tempat umum. Tapi tidak semua orang yang berada di tempat umum senang untuk dipotret. Untuk itu, amannya kita meminta izin. Meminta izin bisa secara verbal tapi bisa juga secara non-verbal dengan bahasa tubuh, misalnya mengangkat kamera, menunjuk ke kamera dan dengan lirikan mata.

Kakek fotogenik ini setiap pagi nongkrong di depan area music hollow (yuepuao hollow). Dari posenya yang rileks, sepertinya kakek ini memang model pro, atau emang narsis :)

Kakek fotogenik ini setiap pagi nongkrong di depan area music hollow (yuepuao hollow). Dari posenya yang rileks, sepertinya kakek ini memang model pro, atau emang narsis :)

Pengalaman travel saya selama ini mengajari saya bahwa tanggapan setiap orang berbeda-beda tergantung dari daerah, dan pribadi masing-masing. Saya mendapati orang-orang yang hidup di asia tenggara seperti Indonesia, Thailand, Kamboja dan lain lain pada umumnya tidak berkeberatan untuk dipotret, malah ada yang cenderung senang bercampur malu.

Tapi di China, sebagian besar orang tidak suka untuk dipotret terutama saat mereka bekerja. Alasan utamanya karena saat bekerja, mereka takut terlihat kotor dan tidak rapi. Di China, filosofi jaga image (jaim) atau saving face, lebih besar daripada tempat-tempat lainnya. Maka dari itu, jika berminat memotret human interest di daerah ini, saya sarankan secara candid atau secara diam-diam.

Kiri: Merokok dengan pipa air, Kanan: Nenek yang kaki yang terikat (bound feet) sehingga ukurannya sangat kecil.

Kiri: Merokok dengan pipa air, Kanan: Nenek yang kaki yang terikat (bound feet) sehingga ukurannya sangat kecil.

Di beberapa tempat yang memang sudah populer didatangi turis dalam jumlah banyak, warga lokal dari anak-anak sampai orang tua biasanya sudah terbiasa untuk dipotret. Bahkan tidak sedikit yang sengaja berdandan dengan memakai baju dan aksesoris tradisional yang fotogenik untuk menarik minat turis dan fotografer. Tapi gak enaknya, sebagian besar masyarakat lokal disana biasanya meminta uang jika kita ingin memotretnya. Jangankan memotret, baru mengangkat kamera saja sudah dimintai uang. Jika kita tidak bersedia membayar, mereka akan marah-marah, dan tidak jarang yang meminta uang secara paksa. Saya sendiri tidak begitu menyukai fenomena tersebut. Jika penduduk lokal tidak tulus dan jujur, maka hasil foto terlihat lebih seperti foto portrait konsep/model daripada human interest yang lebih alami.

Jika kita tidak bisa bahasa setempat, memiliki guide yang kenal dengan masyarakat sekitar dan dapat berkomunikasi dengan warga merupakan sesuatu yang plus. Guide yang baik memiliki sifat positif sehingga dapat membuat suasana yang lebih rileks dan subjek pun merasa nyaman. Karena tidak semua orang lokal yang kita temui terbiasa untuk dipotret.

Bagi yang suka jalan-jalan dan ingin bisa foto yang bagus, banyak pelajaran yang bisa dipelajari melalui buku travel fotografi itu mudah! 

Workshop fotografi: Mastering the art and photography techniques

$
0
0

Selama ini, Infofotografi telah mengadakan kursus kilat dasar fotografi sekitar 4 tahun dan saya pikir sudah saatnya mengadakan kursus lanjutan yang lebih mendalam dan detail tapi dengan bahasa sehari-hari yang ringan dan mudah dimengerti. Kelas dibatasi jumlahnya supaya interaksi dan perhatian instruktur akan lebih baik. Seorang instruktur akan membimbing maksimum 8 orang peserta.

Tujuan dari kelas ini adalah memberikan bekal kemampuan teknik dan artistik yang cukup bagi peserta supaya siap dalam memotret di berbagai kondisi dengan baik. Kursus/workshop ini ditujukan kepada penggemar fotografi yang sudah cukup menguasai dasar fotografi. Bagi pemula yang ingin belajar dasar fotografi dapat mengikuti kursus kilat dasar fotografi atau kelas malam.

Instruktur: Enche Tjin & Erwin Mulyadi

Lokasi belajar:
Jl.KH.Moh.Mansyur (Imam Mahbud) No.8/B-2 Jakarta Pusat 10140 – Lihat Peta

Materi hari pertama: Mastering Photography Techniques

Sabtu, 19 April 2014
Waktu: Jam 10.00-16.30 WIB
Biaya: Rp 600.000

1. Fokus
Mekanisme fokus penting dipahami untuk memastikan ketajaman foto. Kita akan membahas autofocus, manual focus, zone focus, hyperfocal focus, ruang tajam (DOF), mode fokus untuk subjek bergerak dan AF fine tune.

Praktik: Peserta akan dibantu untuk memeriksa akurasi lensa masing-masing dan mengkalibrasinya melalui AF fine tune (fitur yang hanya terdapat di kamera tertentu) dan praktik foto bergerak dengan tombol AF-ON.

2. Memaksimalkan ketajaman foto
Pernah lihat foto yang sangat tajam sampai detail-detailnya di kondisi cahaya yang gelap atau interior? Kemungkinan besar fotografernya mengunakan teknik yang sangat baik untuk memaksimalkan ketajaman foto plus tip editing untuk mempertajam foto.

Praktik: peserta akan mencoba memotret mengunakan tripod, dengan setting untuk mencegah getaran dan memaksimalkan ketajaman foto

100% zoom dari foto diatas

Teknik memotret dengan ketajamanan terbaik

teknik-mempertajam-foto

100% zoom dan crop dari foto diatas

3. Metering dan cara menggunakan spot metering dengan tepat untuk berbagai jenis fotografi
Spot metering mungkin adalah mode metering yang paling misterius, tapi kalau pemakaiannya tepat, eksposur/terang gelap foto kita akan ideal. Berguna untuk berbagai jenis fotografi, termasuk landscape, konser.

4. Mengatasi pencahayaan yang kontras misalnya saat foto sunset/sunrise dan interior
Sering stres karena langit dan bumi terang gelapnya jauh berbeda? Langit terang sekali sedangkan bumi gelap? Kita akan mengatasi semua itu dengan berbagai teknik, antara lain: auto lighting optimizer/Active D-Lighting, mengunakan Filter GND, dan built-in HDR.

Praktik: peserta akan memotret interior dengan jendela. Kita akan berusaha mendapatkan terang gelap yang seimbang antara luar ruangan dan interior

5. Special effects dalam fotografi
Fotografi bisa jadi lebih menarik dengan mengunakan efek khusus seperti ini: Multiple exposure, interval timer, pengenalan timelapse photography, slow speed photography, infrared. Penggunaan filter polarizer, GND dll. Contoh video timelapse.

Praktik: Peserta akan mencoba beberapa special effect diatas.

Wajib dibawa: Kamera, lensa, tripod
Tidak wajib tapi direkomendasikan: filter-filter, cable release

Materi hari kedua: Mastering Art of composition and editing

Minggu, 20 April 2014
Waktu: Jam 10.00-16.30 WIB
Biaya: Rp 600.000

1. Mengelola Warna
Warna adalah sesuatu yang sangat penting dalam fotografi untuk meningkatkan akurasi warna sesuai yang diinginkan baik di layar monitor atau saat cetak, kita harus mengatur setting hal-hal yang berhubungan dengan warna di kamera, dan kalibrasi monitor kita. Hal-hal yang dibahas meliputi CMYK/RGB, Gamut warna, White Balance (WB), WB Shift, picture style and control, hue/color tone.

Praktik: Kalibrasi warna monitor, picture style

2. Advanced Composition
Pembahasan tentang teknik dan langkah-langkah membuat komposisi yang bagus. Pembahasan beberapa konsep komposisi, meliputi golden rasio, contrast, visual balance, harmony, isolation, storytelling, flow/action dan sebagainya.

Praktik: Latihan komposisi dengan berbagai objek di dalam ruangan

3. Post processing / editing
Pembahasan tentang konsep pengeditan foto dari awal sampai akhir. Tahapannya antara lain: Memperbaiki kelemahan foto, membuat subjek foto lebih dominan, memasukkan “rasa/feeling” ke dalam foto. Juga dibahas tentang beberapa gaya editing yang populer. Sebagian besar mengunakan Adobe Lightroom. Akan dibahas juga tips persiapan foto untuk HDR (penggabungan beberapa foto menjadi 1 dengan software Photoshop dan Photomatix.

Kiri: tipikal foto dengan mode Auto, Kanan: perpaduan dua foto dengan teknik HDR

Kiri: tipikal foto dengan mode Auto, Kanan: perpaduan dua foto dengan teknik HDR

Praktik: Latihan memotret dengan bracketing untuk HDR, dan latihan mengedit foto dengan software pengolah foto favorit Anda, sambil dibimbing dan diberikan masukan.

Wajib dibawa: Kamera dan lensa
Tidak wajib tapi disarankan: laptop, foto-foto pribadi

Special Deal: Untuk peserta yang mengikuti dua kelas sekaligus, akan mendapatkan harga special, yaitu Rp 950.000 (Discount Rp 250.000).

 

Cara Mendaftar

  • Transfer bank atas nama Enche Tjin via Bank BCA: 4081218557 via Bank Mandiri: 1680000667780
  • Konfirmasi melalui e-mail (email: infofotografi@gmail.com), sms atau telepon (085813183069 / 085883006769) dengan menyertakan nama peserta dan nama penyetor.
  • Datang di hari H sesuai dengan jadwal yang tercantum

Ada apa dengan “Pohon”?

$
0
0

Setiap orang pasti punya foto kesukaannya masing-masing. Ibarat ada orang yang senang foto-fotoin makanan, foto bunga, foto sunrise, foto sunset, foto motor, foto Action Figure, dan lain sebagainya. Maksud kesukaan saya disini yaitu kecenderungan untuk mencari objek tersebut tiap mengunjungi tempat baru.

Tentunya, saya juga memiliki objek kesukaan. Saya memiliki beberapa koleksi foto bunga (sayangnya saya agak malas mengetahui nama/jenis bunga yang difoto, T_T). Akhir-akhir ini, saya malah menyukai foto pohon. Berawal dari perjalanan tur foto ke Sawarna, ketika para peserta sibuk foto pantai beserta hempasan ombak di tepi karang, saya malah tertarik pada sebuah pohon yang berdiri tegar di tepi tebing.

Menurut saya, seperti manusia juga, pohon juga memiliki karakter-karakter serta penampilan masing-masing. Ada pohon yang terlihat sendu , ada pohon yang tegar, ada yang berkesan kuat dan kekar, ada yang berkesan misterius, ada juga pohon yang feminim. Selain itu ada juga yang terkesan masih kuat meski tinggal ranting-ranting tanpa daun.

Akhirnya setiap kali mengunjungi suatu tempat, saya pun menyempatkan diri untuk mengambil foto pohon yang unik. Intinya pohon yang diambil saya usahakan hanya ada satu.

Berikut ini beberapa koleksi foto pohon sejak perjalanan pertama ke Sawarna  dua tahun yang lalu. Perasaan uda banyak, tapi setelah dikumpulin kok masih sedikit ya? @@

pohon-1-iesan

Dari atas kiri searah jarum jam: Sawarna, Kawah putih, Danau Tonle Sap, Dongchuan

pohon-2-iesan

Dari kiri atas searah jarum jam: Simalem, Kawah putih, Pangalengan, Kawah Putih

Setelah itu, selain tema 1 pohon, saya juga mulai mengkoleksi pohon-pohon yang  berkelompok (pohon nya mulai bersosialisasi). :D

pohon-3-iesan

Dari kiri atas searah jarum jam: Dongchuan, Beijing, Beijing, Ciwidey

Ternyata, seiring dengan pengembangan ide, terbersit juga untuk foto bersama pohon juga. Namun, ide ini datang sedikit telat, jadinya cuma ada dua. Semoga bisa mengkoleksi lebih banyak lagi kelak.

lonely tree di taman Simalem

saya dan pohon di taman Simalem

Saya dan pohon II

Saya dan pohon II di desa Sheng, Yuanyang, China

Lumayanlah, hehehe… Rencananya saya ingin membuat photo book untuk tema pohon ini kalau sudah banyak.

Nah, bagaimana dengan objek favorit Anda?

Sony NEX 7 Review

$
0
0

Sebenarnya, saya tidak ada niat mencoba dan mengulas Sony NEX 7, tapi karena salah satu murid favorit saya titip jual kamera ini dan lensa-lensanya karena pindah ke sistem lain (rumput tetangga selalu lebih hijau hehe), maka iseng-iseng saya membawanya saat tour fotografi ke pantai Tanjung Lesung. Disana, saya hanya membawa Sony Zeiss 24mm f/1.8 dan Sony 50mm f/1.8 OSS. Lensa yang banyak saya gunakan adalah 24mm, karena cukup lebar untuk segala suasana.

sony-nex-7

Ulasan/review Sony NEX 7 ini secara singkat saja, dan menurut pengalaman pribadi dilapangan. Jika ada yang kurang tepat, atau ingin menambahkan saya persilahkan di kotak komentar. Kalau mau nanya-nanya juga oke :)

Sebagai pendahuluan, Sony NEX 7 merupakan kamera mirrorless kelas atas yg dirancang khusus untuk fotografer serius. Saat diumumkan pertama kalinya di bulan Agustus tahun 2011, Sony NEX 7 merupakan kamera yang terkenal karena jumlah megapixelnya banyak, yaitu 24 MP. Saat diumumkan, kebanyakan kamera DSLR hanya memiliki sensor 12, 16 dan 18 MP.

Sony NEX 7 terkenal di kalangan fotografer serius karena tactical control-nya. Fotografer serius biasanya menyukai tombol dan switch/tuas sehingga memudahkan mereka mengganti setting dengan cepat. Dibandingkan dengan kamera digital pemula pada umumnya yg hanya punya satu roda kendali, Sony NEX 7 punya tiga roda kendali yg diberi nama Tri Navi. dengan 3 roda, pengguna dapat mengganti ISO, shutter dan bukaan dgn leluasa. Saat pakai mode P/A/S/M, salah satu roda yang sebelah kanan atas berubah jadi kompensasi exposure. Berbeda dengan kamera digital pada umumnya, mengganti mode kamera (auto, manual dll) dilakukan di dalam menu, karena tidak ada mode dial (roda mode/modus).

Sony NEX 7 juga punya switch dan tombol AF sehingga memudahkan kita untuk mengubah antara mode autofokus ke manual fokus. Tombol ini sangat membantu untuk memastikan fokus ke objek tepat. Sayangnya, tombol-tombol tri-navi, dan tombol AF ke MF tidak lagi diterapkan kamera Sony yang lebih baru, yaitu Sony NEX 6 dan Sony A6000.

Kualitas gambar hasil NEX 7 boleh dibilang bagus untuk standar tahun 2014. Saya biasanya memotret dengan setting image quality RAW, dan kemudian mengolahnya melalui Adobe Lightroom. File RAW NEX 7 cukup fleksibel untuk diolah, daerah yang tadinya sangat gelap bisa diterangi cukup signifikan meskipun kualitasnya sedikit berkurang.

Yang saya suka dari Sony NEX 7

  • Ukuran yang relatif ringan, sehingga tidak akan terasa capai saat dibawa jalan-jalan
  • Terbuat sebagian besar dari bahan logam, terasa kualitasnya tinggi dan desainnya memberikan kesan modern dan canggih.
  • Roda TriNavi dan tombol AF/MF
  • Resolusi gambar 24MP cukup besar, kualitas bagus.
  • Respons kecepatan kamera cukup cepat.
  • Elektronik viewfinder yang cukup jelas dan terang, sangat membantu saat memotret di kondisi terang
  • Kecepatan foto berturut-turut yang tinggi
  • Auto BKT tersedia dalam interval dari 0.3 sampai 3 EV (melalui firmware update 1.02).
  • Fokus peaking membantu saat manual fokus. Memudahkan karena seiring dengan memutar cincin fokus dilensa, ada outline berwarna untuk memastikan bagian yang fokus.
  • Bisa mengunakan lensa Sony Alpha atau merek lainnya dengan adaptor

Yang saya tidak sukai dari Sony NEX 7

  • Noise di ISO 1600 cukup banyak saat di view 100%. Ketajaman dan detail foto juga menurun di ISO tersebut
  • Eyepiece untuk viewfinder mudah copot, kurang besar dan agak kaku, sehingga kurang nyaman saat mengintip. Repot bagi yang memakai kacamata. Saya sendiri mencopotnya saat memotret.
  • Kecepatan autofokus sedang-sedang saja.
  • Repot dan lama dalam memindahkan titik/kotak fokus
  • Kadang-kadang autofokus bisa salah fokus, terutama saat mengunakan lensa berbukaan besar dan memotret subjek dari dekat (close-up). Contoh: ingin fokus ke mata, tapi malah rambut/telinga yang fokus.
  • Pilihan ISO kelipatan 1 stop, bukan 1/3 stop seperti kamera canggih lainnya.
  • AUTO ISO tidak bisa diprogram seperti menentukan maksimum ISO dan minimum shutter speed
  • Tidak ada mode dial, untuk mengubah mode Manual, A, P, S, M dan lainnya harus lewat menu
  • Pilihan lensa Sony untuk E-mount tidak selengkap sistem DSLR dan beberapa mirrorless lainnya.
  • Hotshoe tidak universal, jadi harus mengunakan flash Sony. Sedikit flash pihak ketiga yang memiliki flash dengan hotshoe Sony.
  • Tidak water resistant/seal, jadi hati-hati saat motret di pantai atau air terjun

Untuk lensa yang saya coba, Sony 24mm f/1.8 Zeiss dan Sony 50mm f/1.8 OSS, keduanya kualitas badan lensanya bagus karena terbuat dari logam. Ring autofokusnya sangat presisi dan enak diatur. Untuk Sony 24mm, kesan saya lensa ini sedikit terlalu panjang dibandingkan lensa-lensa kompetitor seperti dari Samsung atau Olympus, tapi hasilnya sangat baik untuk sehari-hari. Lensa 50mm juga oke, cocoknya untuk portrait dan detail shot. Harga lensa 50mm relatif terjangkau dibandingkan dengan 24mm Zeiss dan sudah ada OSS (stabilizernya).

Dari pengalaman memotret dengan Sony NEX 7 dalam waktu beberapa hari ini, saya merasa NEX 7 adalah kamera yang cukup praktis untuk berbagai jenis fotografi meskipun banyak yang saya tidak sukai. Yang menyukai fotografi landscape akan menyukai detail yang ditangkap oleh sensor 24 MP dan bobotnya yang kecil. Tapi hati-hati jatuh karena angin atau tersiram air, karena NEX 7 tidak weathersealed. Yang suka jalan-jalan atau street photography akan menyukai ukurannya yang relatif kecil dan lengkapnya tombol-tombol untuk mengganti setting dengan cepat. Jenis fotografi yang tidak cocok untuk kamera ini yaitu untuk olahraga atau action, karena meskipun autofokusnya cukup cepat untuk objek tidak bergerak, tapi kalau yang bergerak, akan sulit bagi NEX 7 untuk mengikutinya dengan mulus.  

Secara umum, Sony NEX 7 kamera yang mudah dan nyaman digunakan jika kita sudah terbiasa dengan kendali, tombol dan menunya. Bagi teman-teman pembaca yang ingin membeli kamera ini dan beberapa lensanya silahkan memeriksa lapak saya disini. Boleh nego kalau membeli beberapa item :)

Contoh hasil foto NEX 7

Foto RAW dari kamera memiliki banyak kelemahan, antara lain wajah yang terlalu gelap dan latar belakang yang terlalu terang. Saya mencoba memulihkan bagian yang gelap dan cukup berhasil membuat wajahnya terang dan memunculkan detail di latar belakang. Kualitas foto tampak masih cukup baik meskipun noise sudah mulai muncul di daerah gelap.

Foto RAW dari kamera memiliki banyak kelemahan, antara lain wajah yang terlalu gelap dan latar belakang yang terlalu terang. Saya mencoba memulihkan bagian yang gelap dan cukup berhasil membuat wajahnya terang dan memunculkan detail di latar belakang. Kualitas foto tampak masih cukup baik meskipun noise sudah mulai muncul di daerah gelap.

100% dari foto diatas Foto dengan Sony NEX 7, lensa Sony 50mm f/1.8 OSS. f/2.5, 1/640 detik, ISO 100

100% dari foto diatas. Foto dengan Sony NEX 7, lensa Sony 50mm f/1.8 OSS. f/2.5, 1/640 detik, ISO 100

Kiri: file RAW original dari kamera, Kanan: Hasil olahan. file RAW Sony NEX 6 cukup fleksibel untuk diolah dan kualitasnya hanya menurun sedikit saat di zoom 100%.

Kiri: file RAW original dari kamera, Kanan: Hasil olahan. file RAW Sony NEX 6 cukup fleksibel untuk diolah dan kualitasnya tidak menurun secara signifikan setelah diedit.

Pantai Tanjung Lesung

Pantai Tanjung Lesung

Karang Bolong Anyer

Sony NEX 7, Sony 24mm f/6.3, 1/50 detik, ISO 100

Jajaran pohon menuju pantai. Sony NEX 7, Sony E-mount 50mm f/1.8 OSS f/4.5, 1/80 detik

Jajaran pohon menuju pantai. Sony NEX 7, Sony E-mount 50mm f/1.8 OSS f/4.5, 1/80 detik

Contoh gambar berukuran lebih besar bisa dilihat di galeri foto saya disini.

Spesifikasi inti Sony NEX 7

  • 24 MP, APS-C CMOS sensor
  • 25 titik Autofokus Contrast-detect
  • Movie recording full HD 60i/p
  • Shutter speed 30 detik sampai 1/4000 detik
  • LCD bisa diputar keatas 921.000 titik
  • Jendela bidik 2.4 juta titik
  • Kecepatan foto berturut-turut 3 fps atau 10 fps
  • Berat: 291 gram tanpa baterai dan kartu memori

Belanja

Bahas foto: Memotret Water Mill tua di Yunnan

$
0
0

water-mill-yunnan

Foto Water Mill di Desa Sheng di Yunnan merupakan contoh foto yang menggambarkan gaya fotografi natural saya. Saat saya mengunjungi desa ini bersama teman-teman lainnya, kondisi sangat berkabut dan jarak pandang hanya sekitar 3-5 meter saja. Meskipun cuaca tidak begitu baik, saya berusaha untuk tetap semangat memotret dan mencoba mencari objek yang menarik. Water Mill ini menarik bagi saya karena terlihat tua dan menyatu dengan lingkungannya dengan alami. Selain itu ada aliran air yang memberikan kesan sejuk.

Tantangan saya adalah mencari sudut pengambilan yang menarik dan setelah beberapa menit saya menemukan sudut yang saya suka. Tantangan yang kedua adalah tempatnya cukup sempit untuk menancapkan tripod, padahal saya ingin memuluskan aliran air. Maka terpaksa saya mencoba memotret tanpa tripod. Dari pengalaman terdahulu, saya mampu mendapatkan foto yang tajam dengan shutter speed 1/4 detik dengan mengunakan kamera Nikon D700 dan lensa 16-35mm f/4 VR. Tapi, kini saya mengunakan Nikon D600 yang resolusinya 24 MP, dua kali resolusi Nikon D700. Dengan resolusi yang lebih besar, secara teori, saya membutuhkan setidaknya 1/8 detik.

Tapi di sisi lain, saya tau dan saya ingin aliran air yang lebih mulus. Jadi saya mengambil resiko yaitu dengan memotret berturut-turut (Continuous shooting). Harapan saya adalah salah satu dari beberapa foto tajam. Setelah saya periksa di Adobe Lightroom, ternyata memang benar, beberapa foto saya tidak tajam, tapi untungnya ada yang tajam seperti foto diatas.

Untuk editingnya, saya tidak melakukan banyak hal, hanya sedikit menajamkan dan sedikit menaikkan saturasi warna. Bagian bayangan saya naikkan sedikit supaya water millnya terlihat lebih terang. Data pengambilan foto ini yaitu: ISO 100, f/8, 1/4 detik, 16mm.

Yuk, ikuti kursus dan tour fotografi untuk menambah ilmu dan pengalaman


Tour fotografi Pangalengan 31 Mei-1 Juni 2014

$
0
0

Tour Pangalengan yang diselenggarakan tahun lalu banyak memberikan kesan bagi peserta-peserta. Maka tahun ini, kita buat lagi tour Pangalengan sekali lagi tanggal 31 Mei – 1 Juni 2014. Perjalanan dari Jakarta memakan waktu sekitar 4 jam, sedangkan dari Bandung sekitar 1.5 – 2 jam.

sunrise-situ-cileunca

Sedikit berbeda dengan tour tahun lalu, kami berencana untuk berangkat pukul 00.00 tengah malam supaya mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk memotret matahari terbit. Selain itu, berangkat malam lebih lancar.

Kita akan mengunakan bus pariwisata dan akan menginap di kompleks Rumah Bosscha di Malabar. Bosscha adalah seorang warganegara Belanda yang berjasa dalam membangun usaha perkebunan, observatorium di Lembang, dan ITB.

Perkebunan teh Malabar terletak daerah perbukitan dengan ketinggian 1550 dpl, sehingga suhunya sejuk di siang hari, dan dingin di pagi hari. Suhu udara kira-kira 15-25 derajat. Disarankan untuk membawa jaket/sweater terutama untuk memotret matahari terbit.

cileunca-cruise

Susunan acara sebagai berikut

Hari pertama, hari Sabtu tanggal 31 Mei 2014
Kita akan tiba sebelum matahari terbit dan memotret matahari terbit. Jika cuaca mendukung, kita dapat mengunjungi Situ Cipanunjang dengan naik perahu. Situ ini adalah sumber mata air situ Cileunca. Setelah puas berfoto di situ Cileunca, kita akan check-in penginapan dan beristirahat sampai makan siang. Di sore hari, kita akan memotret pemandangan kebun teh dengan kabut alami yang sejuk.

Hari kedua, hari Minggu, tanggal 1 Juni 2014
Pagi hari sebelum matahari terbit, kita akan memotret sunrise dan pemandangan pagi hari dari bukit Nini, bukit yang cukup tinggi untuk memotret hamparan kebun teh, pemukiman penduduk dan gunung dikejauhan. Setelah sarapan, acara bebas. Setelah makan siang, kita akan meluncur ke Waduk Jatiluhur untuk memotret aktivitas nelayan dan matahari terbenam. Setelah makan malam seafood, kita akan pulang ke Jakarta.

Biaya Rp. 1.250.000 per orang

Tempat terbatas, maksimum 18 orang, pendaftaran akan ditutup setelah penuh. Biasanya, tempat cepat sekali terisi. (tinggal 12 tempat lagi)

bukit-nini-pangalengan

Biaya termasuk

  • Penginapan wisma Malabar. Satu kamar 2 orang
  • Transportasi pulang pergi (meeting point Jakarta – Pangalengan)
  • Makan 6X selama tur
  • Bimbingan fotografi oleh Enche Tjin + asisten
  • Sewa perahu di Situ Cileunca

Tidak termasuk

  • Belanja pribadi
  • Tur opsional di Malabar seperti Tea Walk, tur pabrik pengolahan teh dan susu, dll
  • Tips supir (Rp 20.000 per orang)

Pembatalan maksimum tiga hari sebelum keberangkatan. Boleh digantikan dengan orang lain.

Pendaftaran dengan cara melunasi biaya (Rp 1.250.000) melalui transfer ke BCA 4081218557 atau Mandiri 1680000667780 atas nama Enche Tjin

Kumpul depan McDonald Sarinah, Jl. Thamrin, Jakarta.  Jum’at tengah malam 23.30 WIB

Hubungi Iesan untuk mendaftar atau informasi di infofotografi@gmail.com / 0858-1318-3069

Mengapa Sony A7S menarik, tapi saya masih menahan diri

$
0
0

Sony A7S, yang di perkenalkan bulan April 2014 awal ini menarik sekali bagi saya, karena baru kali ini saya melihat spesifikasi kamera yang masuk akal, gak maksa, dan teknologi yang digunakan sangat canggih. Beberapa alasan pokok mengapa saya menyukai Sony A7S, dan mengapa saya berniat membelinya jika telah tersedia.

sony-a7s

1. Filosofinya sama dengan Nikon D700, kuda pekerja saya yaitu resolusi (pixel) yang tidak banyak (12 MP), tapi kualitas di kondisi cahaya gelap dan dynamic range sangat tinggi. ISO yang ditawarkan mencapai ISO 400.000, sama dengan yang ditawarkan kamera flagship Nikon D4S.

2. Beratnya hanya setengah kamera Nikon D700 saya, yaitu sekitar 485 gram, sedangkan kamera D700 saya beratnya 995 gram. Dalam arti, saya bisa mendapatkan kualitas gambar yang lebih baik tanpa harus menanggung beratnya kamera DSLR. Ukuran dan bobot lensa juga lebih kecil dari lensa DSLR.

3. Antarmuka dan tombol-tombol A7S simple, modern, profesional tapi juga classic. Artinya letak roda, tombol, dan lain lain dirancang dengan hati-hati sesuai dengan kebutuhan fotografer yang butuh mengganti setting dengan cepat di lapangan. A7S punya 3 roda kendali, mode dial, tombol akses cepat ke fungsi-fungsi penting (fn), dua tombol custom yang bisa diprogram, tombol untuk berpindah dari AF ke MF, dan satu roda kompensasi eksposur.

4. Kualitas untuk merekam video bagus dan banyak pilihannya, dari 4K (melalui alat khusus), HD 120p (mantap untuk membuat efek video slow motion, dan full HD 60p). Sebenarnya saya gak begitu peduli video, tapi fitur ini tergolong sangat canggih dan menarik untuk dicoba. Apalagi Infofotografi baru punya channel Youtube hehe..

5. Dengan adapter, saya bisa memasang lensa-lensa Canon dan Nikon yang saya punyai.

Dan berikut ini alasan saya untuk masih menahan diri untuk membeli kamera ini

1. Belum tau kecepatan autofokusnya, terutama saat kondisi gelap. Dari spesifikasi A7S tidak dilengkapi dengan autofokus deteksi fasa, jadi kecepatannya kemungkinan tidak secepat Sony A7 dan kamera DSLR pada umumnya.

2. Koleksi lensa Sony FE sampai saat ini hanya 4-5 saja. Dua diantaranya adalah lensa fix. Yang zoom, menurut beberapa review kurang maksimal. Yang saya tunggu dari Sony adalah lensa zoom lebar setara 16-35mm, dan lensa portrait 85mm.

3. Harga kamera diperkirakan tidak kurang dari 20 juta, belum termasuk lensa-lensanya

4. Dan oleh sebab itu… saya takut dimarahin istri, klasik bukan?

Sepertinya Sony terus memborbardir dominasi Canon dan Nikon dari berbagai arah. Perang gerilya akan terus berlangsung, dan kalau Canon dan Nikon gagal berinovasi dalam waktu beberapa tahun kedepan, maka bisa ketinggalan jauh di dalam sistem kamera digital. Potensial ditinggalkan profesional foto video dan kemudian ditinggalkan oleh pengguna setianya.

sony-a7s-grip

Tour fotografi Yunnan: Li Jiang, Shangri-La, Deqin 17-23 Oktober 2014

$
0
0

Yunnan merupakan propinsi Cina yang terletak di barat daya (barat-selatan) dan berbatasan dengan beberapa negara Asia Tenggara seperti Myanmar, Vietnam dan Laos. Banyak suku minoritas yang tinggal di Yunnan, diantaranya adalah suku Naxi, Hani, Yao, Tibet dan lain lain. Banyaknya suku minoritas ini membuat propinsi ini kaya budaya dan banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun asing. Selain budaya, alam Yunnan juga sangat indah karena banyaknya barisan pegunungan yang sangat tinggi dan bersalju di puncaknya.

Highlight tour ini adalah mengunjungi kota-kota tua dengan bangunan dan arsitektur Cina kuno yang masih lestari dan termasuk kawasan konservasi UNESCO heritage site. Kita juga akan dimanjakan dengan pemandangan gunung salju yang majestic, terutama Jade dragon dan Meili/Kawagarbo. Tour ini dilengkapi dengan kunjungan ke biara ala Tibet yang sangat luas, megah dan menggagumkan yaitu Songzanlin  Monastery di kota tua Shangri-la (Zhongdian).

black-dragon-pool

Black Dragon Pool dengan latar belakang Jade Snow Mountain

Tanggal 17-23 Oktober 2014 adalah waktu terbaik untuk mengunjungi daerah ini karena curah hujan sangat kecil, rata-rata langit cerah dan biru, dan daun-daun berubah warna menjadi jingga. Di kota tua Lijiang dan Shangri-La temperatur sekitar 13-25 derajat Celcius, tapi temperatur di puncak gunung mendekati 0 derajat Celcius.  Maka itu dibutuhkan baju hangat dan jaket.

Tempat yang akan dikunjungi antara lain:

  • Kota tua Lijiang (Foto)
  • Kota tua Shangri-La/Dukezong (Foto)
  • Desa Baisha
  • Desa Shuhe
  • Songzanlin Monastery (mini Potala Palace) (Foto)
  • Dongzhulin Monastery (Foto)
  • Jade Dragon Mountain
  • Dry sea meadow (ganhaizi)
  • Baishuihe (sungai putih) (Foto)
  • Black Dragon pool (Foto)
  • Meili Snow Mountain (Foto)
  • Bai Mang Snow Mountain

Jika ada pertanyaan atau concern, hubungi kami di 0858 1318 3069 atau infofotografi@gmail.com

Tempat yang akan dikunjungi dan susunan acara dapat berubah sesuai dengan kondisi cuaca.

Biaya: US$1050 per orang 

Termasuk:

  • Akomodasi hotel bintang 4
  • Makanan, dan mineral water
  • Transportasi (bus)
  • Tiket masuk objek wisata

Belum termasuk:

  • Tiket pesawat pp (mulai dari sekitar Rp 6.5 juta)
  • Visa China (Rp 540.000 ) Kami dapat membantu aplikasinya
  • Airport tax (Rp 150.000)
  • Tips supir dan guide local
  • Belanja pribadi, soft drink, bagasi dll
  • Pertunjukan opsional

Syarat dan ketentuan

  1. DP sebesar US$900 dan akan dipergunakan untuk membeli tiket pesawat sesegera mungkin
  2. DP US$300 bagi yang membeli tiket pesawat pribadi
  3. Melunasi biaya tour paling lambat sebulan sebelum keberangkatan.
  4. Jika ingin melunasi dengan mata uang Rupiah harap menghubungi kami 0858 1318 3069

Pembatalan:

  • Maksimum 1 bulan sebelum keberangkatan : Refund DP/biaya tour.
  • Untuk tour, jika berhalangan bisa di alihkan ke orang lain
  • Tiket pesawat tidak bisa dibatalkan/tidak ada refund
Meili (beautiful) mountain

Meili (beautiful) mountain

Songzanlin Monastery - Mini Potala Palace di Shangri-La, Yunnan

Songzanlin Monastery – Mini Potala Palace di Shangri-La, Yunnan

Puncak Jade Dragon Snow mountain - 4605 dpl

Puncak Jade Dragon Snow mountain – 4605 dpl

Enchanting Singapore

$
0
0

Beruntunglah anda semua terutama para fotografer yang tinggal di Indonesia. Alam Indonesia dari timur ke barat seakan tak ada habis-habisnya untuk dieksplor. Landscape, budaya, tradisi, hewan, dan jutaan objek lainnya seakan menunggu untuk diabadikan oleh para fotografer yang haus seni.

Berbeda dengan nasib saya yang sudah cukup lama terdampar di negara tetangga yang kecil, Singapura. Secara alam, negara ini memang jauh berbeda dengan Indonesia. Luas hektarnya yang hanya 700km2 membuat pemerintah setempat harus memaksimalkan luas lahan yang ada untuk 5 juta penduduknya, sehingga cukup sulit untuk mencari lokasi landscape alami disini.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan pembangunan infrastruktur Singapura. Harus saya akui, pemerintahnya memiliki selera seni dalam penataan rumit tingkat tinggi akan sebuah kota masa depan yang betul-betul mengagumkan!

singapore-wisnu-01
Salah satu lokasi paling umum yang paling diminati para cityscapers adalah daerah Marina Bay. Foto diatas ini salah satu contohnya. Perpaduan Singapore Skyline ketika lampu2 mulai menyala dengan cuaca dan timing yang kebetulan pas, ditambah refleksi warna warni dari air laut, membuat foto berkesan glamour.

singapore-wisnu-02

Kita geser sedikit tripod kita kearah kiri, tampak bangunan megastructure yang merupakan ikon terbaru Singapura; Marina Bay Sands Hotel & Casino. Proses pembangunannya merupakan salah satu proses yang paling rumit di abad ini.

Rasanya nggak mungkin kalau sudah disini melewatkan stuktur tiga raksasa ini. Diambil dari sudut manapun pasti indah. Ketika langit berubah gelap, jangan buru-buru lipat tripod anda. Karena bakal ada permainan laser warna-warni yang hadir setiap hari pukul 9 malam.

singapore-wisnu-03

Singapura juga terkenal dengan kegigihannya memelihara bangunan-bangunan kolonial tua bersejarah. Sebagai anggota negara persemakmuran, mereka memiliki aturan ketat melarang pembongkaran bentuk luar bangunan sejarah. Sehingga sampai hari ini kita masih bisa melihat banyak bangunan tua kolonial victorian style berpadu dengan arsitektur modern bermandikan cahaya. Dua foto diatas contohnya. Untuk lokasi ini, kita bisa mengunjungi Boat Quay, Clarke Quay dan Chinatown.

singapore-wisnu-04

Selain arsitektur, Singapura juga cukup memiliki lahan luas untuk dijadikan taman kota, pembangunan rakyat disini bersifat keatas (apartemen, kondominium) sehingga mata masih bisa dimanjakan melihat hijau daun dan pepohonan raksasa disini. Salah satu yang terbaru adalah Gardens By The Bay, dengan Supergroove Tree-nya. Mengingatkan saya akan Planet Pandora dari film Avatar. Siapkan lensa fish-eye anda disini!

Seakan tidak ada habisnya, Singapura lebih dari sekedar Orchard Road, Sentosa atau Merlion Statue. Karena keterbatasan halaman, hanya sebagian kecil yang bisa saya bahas disini. Jangan lupa lensa wide, fish-eye dan tripod jika anda mengunjungi Singapura. Posisikan diri anda sebagai travel photographer, bukan sekedar turis. Jika anda ada waktu lebih, boleh dicoba teknik long exposure, light-trail atau HDR. Dijamin portfolio anda akan membuat orang berdecak kagum.

singapore-wisnu-05

Ditunggu kehadirannya!

All images are the exclusive property of Wisnu Haryo Yudhanto (www.flickr.com/lordwisnu) and protected under Copyright Laws

Infofotografi akan mengadakan tour Singapore tanggal 25-27 April 2014 ini. Masih tersedia beberapa tempat. Bagi yang berminat, hub 0858 1318 3069

Kamera mirrorless pengganti DSLR

$
0
0

Dalam setahun belakangan ini mulai banyak pertanyaan tentang kamera mirrroless. Sebagian besar yang menanyakan tentang kamera ini ingin menggantikan kamera DSLR yang makin hari terasa makin berat dan besar. Sebagian lainnya merupakan fotografer amatir serius yang lain ingin kamera mirrorless untuk melengkapi kamera DSLR andalannya. Memang kalau jalan-jalan bersama keluarga atau teman-teman yang gak hobi fotografi, enaknya bawa kamera yang ringkas. Soal kualitas gambar yang dihasilkan bukan prioritas utama, tapi kalau bisa setara atau tidak terlalu berbeda.

FULL FRAME FORMAT

Kalau saat ini menggunakan kamera DSLR bersensor full frame, kamera mirrorless yang kualitasmya serupa adalah sony A7. Kamera jenis ini memiliki beberapa varian. Singkatnya, A7 paling terjangkau, 24 mp dan autofokusnya paling gesit. A7R resolusinya paling besar yaitu 36 mp dan pendatang baru A7S yang hanya memiliki resolusi 12 mp tapi ISO maksimumnya mencapai 400.000 dan dapat merekam video 4k via HDMI out ke recorder external.

Sony-a7s

Karena merupakan sistem baru A7 belum memiliki banyak lensa. Yang paling bagus menurut review adalah 55mm f2.8. Sony berencana akan mengeluarkan 15 lensa tambahan dalam dua tahun kedepan. Kalau tidak sabar, bisa beli adapter Sony Alpha untuk disambungkan dengan lensa-lensa DSLR Sony atau beli adapter untuk lensa untuk sistem lainnya. Kelemahannya ya, gak bisa autofokus kalau pasang lensa yang bukan lensa Sony Alpha/Minolta.

Link: video yang menunjukkan kehandalan ISO Sony A7S

KAMERA DSLR MENENGAH-CANGGIH

Jika saat ini mengunakan kamera DSLR tingkat menengah seperti Nikon D7000, Canon 60D,dan mencari kamera mirrorless tercanggih saat ini, pilihannya ada dua yaitu Olympus OMD EM1 dan Fuji XT1 keduanya adalah kamera yang kinerjanya sangat cepat dengan desain body kamera yang cocok untuk fotografer berpengalaman.

Perbedaan utama antara mereka yaitu koleksi lensa sistem Olympus yaitu micro four thirds lebih lengkap dan bervariasi karena sistem ini sudah cukup lama dan didukung oleh berbagai merk. Dua pilar utama sistem ini adalah Olympus dan Panasonic. Dari semua kamera mirrorless, sistem ini paling lengkap. Karena sensor kamera ini relatif kecil daripada APS. Atau full frame, maka lensa-lensanya berukuran lebih kecil dari fuji. Lensa zoom profesional populer yaitu 12-35mm f2.8 dan 35-100mm f2.8 juga siap dipakai. Olympus OMD EM1 punya keunggulan tambahan yaitu memiliki image stabilizer di body.

Olympus OMD EM1 dan Panasonic 35-100mm f/2.8 - setara dengan 70-200mm di full frame

Olympus OMD EM1 dan Panasonic 35-100mm f/2.8 – setara dengan 70-200mm di full frame

Disisi lain, lensa-lensa Fuji yang fix kualitasnya sangat baik, antara lain 23mm f/1.4, 35mm f/1.4 dan 56mm f1.2. Memang, Fuji juga memiliki beberapa lensa zoom yg oke. Tapi belum bisa menyamai lensa pro micro four thirds. Yang menyukai desain kamera analog mungkin akan menyukai Fuji XT1 karena memiliki kendali shutter, ISO berupa roda di bagian atas kamera, dan bukaan di lensa.

Keunggulan Fuji lainnya yaitu di sensor gambar dengan teknologi X-Trans, lebih baik dari sensor micro four thirds dan sering dibandingkan dengan sensor full frame.

fuji-xt1

Saran saya, jika suka mengunakan lensa fix, desain retro, pilihannya adalah Fuji XT1. Sedangkan untuk kepraktisan dan pilihan lensa zoom yang lebih banyak, pilih Olympus omd EM1. Baca juga artikel disini untuk ulasan perbedaan antara kedua kamera.

FITUR LENGKAP TAPI TIDAK MAHAL

Bagi yang mencari kamera mirrorless dengan fitur yg cukup lengkap tapi tidak terlalu mahal mungkin Sony A6000 pilihan yg cocok. Kamera ini kualitas gambarnya sangat baik dengan sensor APS-C dan resolusi 24 MP. Fiturnya juga cukup lengkap, dengan layar LCD putar dan viewfinder elektronik yang sudah menjadi bagian kamera. Yang keren adalah autofokusnya sudah memakai teknologi hybrid phase detection sehingga, kecepatannya cukup baik untuk memotret subjek bergerak. Pilihan lensa tidak selengkap sistem micro four thirds, tapi cukup baik. Lensa praktis berkualitas lumayan oke untuk dipasang dengan A6000 adalah Sony Zeiss 16-70mm f4, Sony 50mm f/1.8 OSS dan 24mm f/1.4 Zeiss.

sony-a6000

MINI DAN GESIT

Untuk penggemar foto burung, sport, atau sekedar untuk acara keluarga dan candid, saya sarankan kamera mungil tapi gesit yaitu Nikon 1 J3 atau J4. Jangan menilai dari bentuknya yang simple dan mungil karena kamera ini memiliki sistem autofokus yg sangat cepat baik outdoor maupun indoor dengan kualitas gambar yg cukup baik. Saat dipasang dengan lensa Nikon 1 70-300mm VR, kamera ini menjadi kamera yg sangat mampu untuk memotret subjek jauh yg bergerak cepat seperti kegiatan olahraga, dan satwa liar.

Jika memiliki lensa-lensa DSLR Nikon, dengan adapter khusus Anda akan dapat memasangnya ke body kamera Nikon 1. Sudut pandangnya akan lebih tele 2.7X. Sehingga lensa tele Anda akan tambah panjang jangkauannya. Baca panduan sistem Nikon 1 dan juga review Nikon 1 J3.

nikon-j3

Tutorial Photoshop membuat foto pantai yang langit-nya biru

$
0
0

Sering kali ketika kita mengambil foto landscape hasil dari sebuah foto yang terjadi adalah langit menjadi terlihat putih sedangkan pada saat kita memotret sebenarnya kondisi langit sedang terlihat bagus. Hasil dari perjalanan kemudian akan menjadi sia-sia karena di foto-foto kita langit tidak terlihat indah. Pada tutorial kali ini saya akan perlihatkan cara mudah mengganti langit di foto kita dengan gambar langit dari foto lain.

Untuk tutorial kali ini saya menggunakan dua buah foto sebagai contoh yaitu:

batu karang pantai

Gambar di atas (gambar Ground) dapat didownload di sini

Dan gambar berikut:

blue sky - langit biru

Gambar di atas (gambar Sky) dapat didownload di sini

Berikut langkah-langkahnya di Adobe Photoshop:

1. Buka ke dua file tersebut di Adobe Photoshop.

2. Pilih file pertama yaitu gambar Ground. Kemudian pilih menu Select > All untuk menseleksi keseluruhan pixel. Lalu pilih Edit > Copy.

3. Pindah ke file kedua yaitu gambar Sky, lalu pilih menu Edit > Paste untuk menempelkan gambar Ground di atas layer gambar Sky seperti berikut:

01

4. Seleksi layer Background kemudian pilih menu Layer > Duplicate Layer… Pada menu yang muncul kasih nama layer baru: Sky lalu tekan OK. Hasilnya posisi layer sebagai berikut:

02

5. Seleksi layer Background kemudian pilih menu: Edit > Fill. Pada menu yang muncul pilih Use: White. Pastikan pilihan Mode: Normal dan Opacity: 100% lalu tekan OK. Posisi layer berikutnya sebagai berikut:

03

6. Seleksi layer Ground lalu pilih Layer Blending Mode: Darker Color. Pada mode ini maka semua pixel yang lebih terang dari 50% Grey akan menjadi transparan:

04

Hasilnya foto akan terlihat sebagai berikut:

05

7. Tutup visibility layer Sky dengan mengklik icon mata pada layer tersebut sehingga layer Sky untuk sementara tidak terlihat:

09

8. Seleksi layer Ground kemudian pindah ke Channels Tab (pilih menu Window > Channels). Kemudian sambil menekan tombol Ctrl, klik channel RGB:

07

Hasilnya area highlight di foto akan terseleksi:

ground pantai

9. Munculkan lagi layer Sky dengan mengklik icon visibility layer sehingga seperti ini:
09

Pastikan seleksi sebelumnya masih ada seperti ini:

10

10. Masih layer Sky dalam keadaan terseleksi, kemudian pilih menu Layer > Layer Mask > Reveal Selection sehingga muncul maskin di layer Sky seperti berikut:

11

Sekarang di area terang pada layer Ground sudah muncul gambar langit yang berasal dari layer Sky:

12

11. Berikutnya tinggal kita rapihkan masking. Pastikan seleksi layer masking dari layer Sky dalam keadaan aktif dengan klik pada layer maskingnya:

13

12. Pilih Brush Tool di Toolbar atau tekan huruf B di keyboard. Kemudian pilih warna hitam untuk brush, caranya tekan di keyboard huruf D kemudian huruf X sehingga warna foreground color menjadi hitam:

14

13. Lalu brush di layer masking pada area dimana langit tidak ingin terlihat (pada contoh ini di brush pada batu-batunya)

15

14. Selanjutnya untuk blend layer Sky lebih baik, seleksi layer Sky kemudian turunkan Opacity seperti pada contoh berikut:

16

Sehingga hasilnya seperti berikut:

Sebelum:

batu karang pantai

Sesudah:

after

- – -
Photoshop bisa dipelajari di kursus Adobe Photoshop khusus untuk fotografi. Disini Anda bisa belajar banyak tentang dasar-dasar editing dengan Photoshop, sampai membuat beberapa spesial efek. Kelas maksimum 8 orang. Kelas terdekat Sabtu & Minggu tanggal 26-27 April 2014. Hub 0858 1318 3069 untuk mendaftar.

Komposisi dengan titik fokus yang berbeda

$
0
0

Fokus pada dapat menjadi salah satu ide untuk mendapatkan variasi komposisi.

Umumnya, kebanyakan orang pasti suka dengan background atau foreground yang blur. Dengan memblurkan salah satu bagian (baik background maupun foreground), kita dapat mengajak pemirsa untuk fokus pada bagian yang tajam. Nah, jika pada suatu komposisi, kita bingung bagian mana yang lebih bagus dibuat blur, tidak ada salahnya mengambil dua foto yang berbeda dengan mengubah fokusnya pada titik yang berbeda seperti gambar di bawah ini.

Awal pembuatan foto ini, saya hanya mendapatkan ide untuk membuat background yang blur (perahunya) dengan mengambil fokus pada batu di pantai. Namun setelah itu, timbul juga ide untuk mengubah titik fokus pada perahunya (batunya blur). Untungnya saya mengambil kedua foto ini, dan sekarang saya suka pada kedua foto tersebut, karena memberikan kesan yang berbeda.

DSC01640

DSC01641

Foto dengan batu yang tajam di depan dan perahu yang blur pada background memberikan kesan mengenang sesuatu, harapan akan sesuatu yang jauh, keinginan untuk mencapai sesuatu, suatu ilusi.

Foto dengan batu yang blur di depan dan perahu yang tajam pada background memberikan kesan bahwa kita sudah setengah jalan, sudah menempuh perjalanan jauh untuk mencapai sesuatu.

Komposisi demikian juga pernah saya temui pada foto prewedding, yaitu dimana A berdiri di depan dan pasangannya berdiri pada jarak tertentu di belakang, dengan komposisi sedemikian rupa, sehingga salah satunya blur.

Karena saya tidak begitu menyukai foto orang, jadinya saya foto objek mainan patung saja. Seperti di bawah ini.

IMG_1768
IMG_1767

Tentunya untuk foto seperti ini, pemilihan titik fokusnya harus dipilih sendiri, jangan menggunakan automatic selection untuk memilih titik fokusnya. Kebetulan saya ada membuat video cara memilih titik fokus di sini (dengan beberapa model kamera).

(dengan canon 650D)

(dengan Nikon D600)

(dengan Nikon D5100)

Untuk membuat blur background ataupun foreground, jangan berkecil hati jika tidak memiliki lensa berbukaan besar. Dengan lensa kit dan bukaan sedang, kita bisa menghasilkan foto seperti diatas. Rahasianya mendekatlah pada objek yang depan dan buat jarak yang cukup untuk kedua objek.

IMG_1771

Selamat mencoba. :)

Untuk mempelajari fungsi dan operasi kamera, silahkan mengikuti kupas tuntas kamera DSLR Canon atau Nikon.

Info: 0858 1318 3069 tau infofotografi@gmail.com


Pilih mana? Desain kamera retro atau modern?

$
0
0

Biasanya, sebelum membeli kamera, sebagian besar orang hanya melihat dari spesifikasi saja, seperti berapa harganya, megapixelnya, kecepatannya, ukuran sensornya dan sebagainya. Dengan kata lain hanya kualitas fisik, gambar dan kinerja saja. Seiring dengan berkembang pesatnya teknologi kamera, hampir semua kamera mampu membuat foto yang bagus dan kinerjanya juga sudah bisa diterima.

Selain koleksi lensa, aksesoris dan layanan purna jual, yang penting diperhatikan adalah desain body kamera dan antarmukanya. Aspek yang perlu diperhatikan yaitu: Ukuran, berat, susunan menu, ketersediaan tombol dan kendali, dan kualitas layar (sentuh/tidak, bisa diputar atau tidak).

Hal-hal diatas mungkin sepele, tapi semakin lama kita memotret, semakin akan terasa menjengkelkan jika kita mengunakan kamera yang tidak cocok. Saya sering mendengar orang yang memiliki kamera DSLR canggih tapi kebanyakan disimpan dirumah saja, sebaliknya saya juga pernah mendengar pengguna kamera mirrorless terasa terlalu ringan sehingga kurang mantap saat dipegang dan tombol-tombolnya terlalu kecil.

Selain ukuran, ada dua jenis aliran yang saya perhatikan, yaitu retro dan modern. Desain retro meniru gaya desain kamera analog jaman dulu, dan kamera modern berkiblat ke tren ponsel yang berlayar LCD besar.

fuji-xti-nikon-df

Kiri: Fuji XT-1, Kanan: Nikon Df

Berikut ciri-ciri desain kamera analog

  • Banyak tombol, roda dan tuas
  • Sebagian tombol bisa dikonfigurasi sesuai keinginan
  • Mengganti setting lewat tombol, roda dan tuas
  • Layar LCD tidak terlalu besar maksimum 3 inci.
  • Sistem operasi dan menu-nya standar dan tidak bisa diubah

Contoh kamera desain analog: Sebagian besar kamera Fujifilm, terutama seri X: X100s, XT-1, XPRO-1; Nikon Df

Samsung Galaxy NX dan Leica T

Kiri: Samsung Galaxy NX, kanan: Leica T. Desain antarmukanya seperti pada ponsel

Ciri-ciri desain kamera modern

  • Layar LCD besar dan touchscreen
  • Antarmuka seperti kamera ponsel, banyak iconnya
  • Mengubah setting kamera dengan layar sentuh
  • Sistem operasi yang canggih, memungkinkan pengguna menginstall aplikasi pendukung fotografi
  • Contoh desain kamera modern: Leica T, Samsung Galaxy camera & Galaxy NX

Sebagian besar kamera saat ini desainnya masih campuran antara retro dan modern. Contohnya: Kamera DSLR pada umumnya, Sebagian besar kamera Sony NEX 6,7, seri RX, dan sebagainya.

Sebagian besar desain kamera masih di posisi campuran, tidak tergolong modern atau analog, tapi kedepannya, sepertinya tren akan mengarah ke desain modern, seperti perkembangan desain ponsel pintar yang layar LCD nya tambah besar.

Meski keliatannya akan praktis, tapi masih ada masalah dengan desain modern, yang juga dihadapi di ponsel pintar, yaitu konsumsi baterai, Layar LCD dan jendela bidik elektronik akan menyedot banyak energi. Mungkin untuk hunting foto seharian yang agak serius kita perlu setidaknya 2 baterai tambahan.

Saya sendiri lebih menyukai menekan tombol daripada menyentuh layar LCD. Saya lebih menyukai ponsel atau laptop lama yang memiliki keypad/keyboard yang berukuran besar, saat saya mengetik, saya merasa lebih akurat daripada mengetik di layar sentuh.

Desain mana yang terbaik, tentunya tergantung preferensi masing-masing. Di era sekarang, saya memprediksikan desain modern akan jauh lebih diminati daripada desain analog, karena generasi sekarang tumbuh dan berkembang dengan mengunakan desain antarmuka ponsel dan tablet. Bahkan Leica yang yang sebagian besar kameranya bergaya desain analog, sistem barunya, Leica T, malah desainnya sangat modern.

Leica T, simple dan modern

Leica T, simple dan modern

Jadi, pilih yang mana? :)

Workshop Close-up/Macro Photography dengan lensa non makro

$
0
0

Kita beruntung tinggal di Indonesia karena banyak terdapat banyak flora dan fauna yang bervariasi dan indah. Di workshop kali ini, Infofotografi menghadirkan fotografer spesialis makro yang akan banyak berbagi berbagai tips dan trik untuk memotret subjek-subjek berukuran kecil dengan lensa zoom kit seperti 18-55mm dan aksesoris pendukung seperti close-up filter, flash dan lain lain.

Di Workshop ini, peserta akan dibagi tiga kelompok untuk memotret makro dalam setting indoor dengan subjek serangga/bunga di hari pertama, dan hunting outdoor di hari berikutnya.

eko-adiyanto-embun

Acara ini akan diselenggarakan tanggal 10 Mei 2014 di tempat pelatihan Infofotografi:
Jl. Moch. Mansyur / Imam Mahbud 8B2 Jakarta pusat 10140 dekat persimpangan Roxy. Sebelah Bank Bumiputra – Lihat peta
Pukul 10.00 sampai 14.30 WIB

dan tanggal 11 Mei 2014 hunting makro pagi hari:
Jln Raya Narogong, Baygon, Bantargebang, Bekasi , RT 001 RW 007 No 140 , Ciketingudik , dekat perumahan Limus Pratama Regency & Griya Alam Sentosa , belakang SMP negeri 31 .

Meeting point di pintu gerbang “Kota Wisata ” Cibubur. Masuk sedikit kurang lebih 50 meter ada bunderan.

Instruktur: Eko Adiyanto

Biaya Rp 375.000
Jumlah peserta maksimum: 12 orang (tinggal 5 tempat)

Peralatan yang perlu dibawa: Kamera digital, lensa zoom/fix.

Tidak wajib tapi kalau punya silahkan dibawa: filter makro/close-up, extension tube, lensa makro, flash, tripod

Berikut ini karya instruktur Eko Adiyanto:

Info pendaftaran: 0858 1318 3069

Embun pagi - Eko Adiyanto workshop makro

drg_310-copy-fb

037--ms-02-fb 01

Cara Mendaftar

  • Transfer bank atas nama Enche Tjin via Bank BCA: 4081218557 via Bank Mandiri: 1680000667780
  • Konfirmasi melalui e-mail (email: infofotografi@gmail.com), sms atau telepon (085813183069 / 085883006769) dengan menyertakan nama peserta dan nama penyetor.
  • Datang di hari H sesuai dengan jadwal yang tercantum

Apakah mengedit (post-processing) itu penting?

$
0
0

Mungkin akan membantu jika kita mulai memikirkan post processing dalam hal berikut ini:

Saat memotret dengan kamera film, Anda akan membawa film ke lab untuk dicuci cetak, atau cuci cetak sendiri. Dalam “proses” ini, Anda memiliki kesempatan untuk mengubah gambar tersebut untuk mendapatkan efek yang dikehendaki. Di era film, mungkin Anda akan membuat beberapa test-print sampai Anda mendapatkan hasil yang sesuai keinginan.

Saat memotret dengan kamera digital, kamera Anda secara otomatis melakukan “post-process” untuk menghasilkan gambar berformat RAW/JPEG. Kamera memiliki komputer kecil yang melakukan kalkulasi khusus atas informasi yang ditangkap oleh sensor gambar kamera, dan memproduksi gambar “siap cetak.” Banyak kamera menawarkan pengaturan yang mengizinkan Anda untuk mengendalikan hasil “akhir”, tapi pada akhirnya, sedikit banyak kamera juga memiliki andil dalam post processing.

Lalu, kembali ke pertanyaan: Apakah post-processing dibutuhkan?

Untuk saya = Ya.

Jika tidak melakukan post-processing, saya merasa saya hanya memiliki informasi yang tidak berarti (sebuah negatif film atau data binary mentah), yang mana keduanya tidak akan menghasilkan gambar yang menarik.

Sekarang, pertanyaan kita selanjutnya adalah: “Apakah diperlukan untuk mengedit foto di komputer” untuk hasil terbaik?” Jawabannya adalah tergantung. Otak Anda dan komputer ibaratnya seperti super komputer yang digunakan NASA, dibandingkan dengan processor kecil di dalam kamera yang kemampuannya sangat terbatas.

Jika Anda memproses gambar sendiri di komputer, tentunya sebagai manusia tidak terlepas dari kekuatan dan kelemahannya: kreativitas, pengalaman hidup, pengetahuan dan ketrampilan memanipulasi gambar. Jelas sekali otak manusia memiliki kapasitas yang mampu membuat sesuatu yang lebih dari sekedar representasi visual dari sejumlah data. Tapi di sisi lainnya, manusia dapat mengacaukan segalanya. Membuat gambar yang mengerikan dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh proses di dalam kamera.

Dengan demikian, saya percaya membuat foto yang terbaik membutuhkan pendekatan dua tahap:

  1. Membuat foto sebaik mungkin dengan kameramu. Tangkaplah foto dengan exposure yang benar, komposisikan subjek dengan baik, dll.
  2. Post processing untuk meningkatkan kualitas foto

Untuk point pertama: Tidak ada post processing yang dapat memperbaiki foto yang dibuat dengan teknik yang buruk. Semakin dekat foto awal Anda ke “sempurna” semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk mengkoreksi kesalahan dan meningkatkan foto Anda.

Untuk point kedua: Ada keterbatasan-keterbatasan terhadap apa yang Anda bisa lakukan dengan kamera Anda. Anda mungkin tidak selalu bisa mengkomposisikan foto yang sempurna, dan melenyapkan kabel listrik yang mengganggu perhatian. Atau, mungkin Anda tidak memperhatikan sampah yang menghancurkan foto anak Anda di taman. Apapun itu, langkah-langkah mengedit foto dapat mengatasi masalah-masalah tersebut, dan meningkatkan kualitas fotomu.

Saya pribadi: Adobe Lightroom 4 adalah bagian yang integral dari alur kerja saya. saya mengunakannya untuk mengkonversi gambar format RAW, dan saya sering juga mengaplikasikan berbagai pengaturan ke setiap gambar. Meskipun demikian, saat memotret, saya selalu mencoba untuk mendapatkan foto “negatif” terbaik. Sebagai tambahan, saya memiliki “mental picture” terhadap foto final yang ingin saya wujudkan, dan software seperti Lightroom 4 untuk mendapatkan foto akhir sesuai dengan pemikiran saya.

paul-yahya-01

paul-yahya-02

Foto pertama yang terpasang adalah gambar terakhir yang dipotret oleh istri saya tanggal 26 April 2014, ia melihat formasi awan yang menarik tapi agak tersamar – sedangkan saya tidak memperhatikannya (gara-gara terlalu asyik mencoba lensa yang baru saya beli). Kondisi pencahayaannya biasa saja. Foto yang ditangkap akhirnya datar-datar saja tanpa ada sesutu yang menarik (kecuali awan dalam pemikiran istri saya).

Post processing di Lightroom 4 sangat membantu untuk mendapatkan gambar yang lebih baik dibandingkan dengan gambar orisinal…

Chiao, semoga Anda menyukai sedikit sharing ini.

Paul Yahya,
Enthusiast Photographer
27 April 2014

Canon 1200D : Bagus gak?

$
0
0

Baru-baru ini Canon EOS 1200D baru diluncurkan di Indonesia. Kamera ini termasuk kelas entry-level (pemula) yang ditujukan kepada orang-orang yang ingin mulai belajar atau mengunakan sistem kamera DSLR. 1200D akan menggantikan 1100D sebagai kamera DSLR Canon yang termurah di masa depan.

Saat ini Canon 1100D masih dijual dipasaran dengan harga sekitar Rp. 4.4 juta. dan Canon 600D harganya Rp 5.7 juta dan 100D dan 700D harganya sedikit diatas Rp. 7 jutaan.

Ada gap/celah yang cukup lapang antara 1100D dan 600D, apalagi Canon 700D. Oleh sebab itu, Canon memasukkan 1200D dengan kisaran harga Rp 5.5 juta.

canon-eos-1200d-depan

Lantas apa keunggulan dan 1200D?

Pada dasarnya 1200D desain body dan beratnya kurang lebih sama dengan 1100D yaitu sekitar 480 gram. Untuk kelas DSLR, kamera ini termasuk relatif ringan. Kelebihannya, 1200D mendapatkan beberapa warisan dari kamera yang lebih canggih. Kini, 1200D punya sensor 18MP setara dengan 600D, 700D, 60D dan 7D, titik autofokusnya berubah dari 7 menjadi 9 titik setara dengan 600D tapi belum sebaik 700D/60D.

Sayangnya, itu saja berita baiknya, prosesor kamera 1200D masih Digic IV yang sudah relatif lama dipakai (sekarang Digic V). Belum ada fitur spot metering, resolusi layar LCD hanya 460.000 titik (standar sekarang 900.000 titik), dan kecepatan foto berturut-turut masih relatif pelan yaitu 3 foto per detik, dan titik fokus cross type yang sensitif hanya satu, yaitu yang berada ditengah.

Canon 1200D ini mengingatkan saya pada kamera Canon 550D. Sebagian besar specnya sama, misalnya sama-sama layarnya tidak bisa diputar (600D keatas baru bisa putar layarnya), AF, dan kecepatan foto berturut-turutnya mirip-mirip. Dibandingkan 1200D, Canon 550D masih  punya keunggulan di kualitas layar LCD yang lebih jernih (900 juta titik) dan punya fitur spot metering.

Meskipun demikian, Canon 1200D tetap akan laris manis karena merupakan kamera DSLR yang termurah setelah stok kamera Canon 1100D habis.

canon-eos-1200d


Punya kamera DSLR Canon dan ingin mengenal tombol, fungsi dan menu? ikuti kupas tuntas Canon

Mengapa memakai flash outdoor untuk portrait model?

$
0
0

Pernah melihat fotografer memotret dengan flash di luar ruangan saat matahari terang benderang dan bingung mengapa? Mengunakan flash untuk memotret portrait/model memberikan beberapa keuntungan dibandingkan dengan mengunakan cahaya alami (matahari) saja. Hal pertama yang langsung terlihat adalah, pencahayaan ke wajah lebih menonjol (punchy), bagian mata lebih menyala. Contohnya seperti ilustrasi foto  dibawah.

Sedangkan jika mengunakan cahaya alami, kita harus benar-benar melihat jatuhnya cahaya ke wajah, jika dibawah pohon, wajah bisa belang-belang karena tertimpa bayangan daun. Seringkali jika mengunakan cahaya alami kita wajah model harus agak diangkat supaya cahaya menyinari wajah dengan merata.

Kiri: Flash ditempatkan sekitar 45 derajat diatas sebelah kiri diatas kepala model. ISO 200, f/5, 1/40 detik, 85mm Kanan: Hanya cahaya alami dari matahari. ISO 200, f/1.4, 1/125 detik, 85mm

Kiri: Flash ditempatkan sekitar 45 derajat diatas sebelah kiri diatas kepala model. ISO 200, f/5, 1/40 detik, 85mm
Kanan: Hanya cahaya alami dari matahari.
ISO 200, f/1.4, 1/125 detik, 85mm – Talent: Intan Alexa

Manfaat lainnya saat mengunakan flash adalah kita dapat mengendalikan cahaya lingkungan. Mau gelap, mau terang, tinggal atur shutter speed. Percepat jika ingin latar belakangnya gelap, perlambat jika ingin cahaya lingkungan terang. Dengan adanya flash, kita dapat mengurangi ketergantungan kita dengan cahaya matahari. Meskipun saat matahari tertutup awan, kita tetap mendapatkan cahaya yang cukup kuat, hasilnya juga tajam. Bahkan kadang terlalu tajam sampai tekstur wajah sangat jelas.

Kelemahan mengunakan flash outdoor adalah saat matahari bersinar terlalu terik, saat itu kekuatan flash tidak bisa mengimbangi cahaya matahari, dan agak repot karena harus set-up flash, lightstand, wireless trigger, payung/softbox. Jika kombinasi kekuatan cahaya flash dan lingkungan terlalu berbeda, maka ada kesan tidak alami.

Oh ya, sebagai tambahan, saat memotret dengan flash, jangan lupa matikan AUTO ISO. Saat mengajar workshop, kadang-kadang saya mendapatkan hasil foto murid yang terlalu terang, yang biasanya dikarenakan AUTO ISO menaikkan ISO secara otomatis tanpa menghiraukan flash. Lightmeter biasanya mengukur cahaya lingkungan dan mengabaikan flash, apalagi flash yang tidak semerek/manual.

Karena mengunakan kombinasi flash dan cahaya lingkungan, lightmeter tidak perlu diatur sampai di titik nol. Biasanya sedikit di-under-in alias digelapkan sedikit (lightmeter berada di posisi minus). Satu hal lagi yaitu tentang maximum sync speed. Setiap kamera memiliki nilai max sync speed sendiri, biasanya sekitar 1/200 detik. Jangan mengunakan shutter speed lebih dari itu, karena gambar akan belang (sebagian gelap, sebagian terang).

Yuk, belajar flash studio untuk portrait 

Viewing all 1544 articles
Browse latest View live